Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong diketahui akan menyerahkan kepemimpinan kepada wakilnya, yakni Lawrence Wong setelah menjabat selama dua dekade.
Lee mengungkapkan bahwa suksesi kepemimpinannya akan bertepatan dengan pemungutan suara yang dijadwalkan pada 2025 dan berada di bawah kendali Perdana Menteri Baru.
“Saya meminta seluruh warga Singapura untuk memberikan dukungan penuh kepada Lawrence dan timnya, dan bekerja sama dengan mereka untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Singapura,” terang Lee dalam postingan di Facebooknya pada Senin (15/4/2024).
Lawrence Wong merupakan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Singapura. Ia juga merupakan Ketua Otoritas Moneter Singapura (MAS), Ketua Dewan Penasihat Internasional Dewan Pembangunan Ekonomi Singapura dan lainnya.
Dalam pendidikannya ia menempuh di Sekolah Menengah Tanjong Katong dan Victoria Junior College. Wong memperoleh gelar Sarjana dan Magister Ekonomi dari University of Wisconsin-Madison dan University of Michigan-Ann Arbor. Berikutnya ia juga meraih gelar master di Harvard Kennedy School di bidang Administrasi Publik.
Sebelum ia terjun di dalam dunia politik, ia merupakan seorang pegawai negeri. Sebelumnya ia menjabat sebagai Kepala Eksekutif Otoritas Pasar Energi dan Sekretaris Utama Swasta Perdana Menteri Lee Hsien Loong.
Baca Juga
Kemudian, Wong juga dilaporkan berkontribusi pada gerakan buruh sebagai Penasihat Serikat Pekerja Tenaga Listrik dan Gas, serta Serikat Pekerja Konstruksi Bangunan dan Industri Kayu.
Ia sendiri merupakan Anggota Parlemen untuk Marsiling-Yew Tee GRC. Ia pertama kali terpilih sebagai Anggota Parlemen pada Mei 2011.
Dalam karirnya, Wong telah menjabat berbagai posisi di Kementerian Pertahanan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda, Kementerian Pembangunan Nasional, dan Kementerian Pendidikan.
Wong sendiri juga memimpin Satuan Tugas Multi-Kementerian untuk Covid-19 pada 2020-2023, yang kemudian ia menjadi sorotan di Negeri Singa tersebut.
Terkait dengan pengalihan kepemimpinan sebelum pemilihan umum, para pengamat menilai bahwa hal ini merupakan langkah yang berani. Namun sebagian besar memperkirakan tidak akan berdampak pada stabilitas politik.
“Hal yang lebih aman untuk dilakukan partai adalah Lee menyerahkan jabatannya setelah pemilihan umum dan memberi Wong waktu untuk membangun hubungan dengan para pemilih,” jelas Pakar Politik Nanyang Technological University, Walid Jumblatt Abdullah.
Namun, ia juga berpendapat bahwa penyerahan lebih awal tidak akan mempengaruhi stabilitas karena Lee mungkin masih terlibat di kabinet dalam kapasitas tertentu.
Wakil kepala departemen ilmu politik di Universitas Nasional Singapura, Bilveer Singh, mengatakan bahwa karena Lee diperkirakan akan terus terlibat dalam pemerintahan, maka semakin dini penyerahan dilakukan akan dinilai semakin baik.