Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menjelaskan terkait isu normalisasi Indonesia dengan Israel.
Dia menjelaskan bahwa sejauh ini posisi Indonesia jelas, dan dari waktu ke waktu memang ada saja yang mengatakan sudah waktunya Indonesia melakukan normalisasi dengan Israel.
"Oh enggak, dari waktu ke waktu selalu ada pihak-pihak yang mengatakan sudah waktunya Indonesia melakukan normalisasi, buat kita posisi kita jelas seperti yang saya sampaikan," katanya, saat ditanyai di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (16/4/2024).
Lebih lanjut, saat ditanyai soal adanya tekanan normalisasi dengan Israel untuk kepentingan di bidang ekonomi, Retno menjelaskan bahwa di dunia internasional memang banyak sekali tekanan dan harapan dari hubungan antar negara, tetapi posisi Indonesia tetap tidak, jika menormalisasi dengan Israel.
"No, no, banyak banget lah, itu biasa di dalam dunia internasional, harapan dan tekanan. Tapi sejauh ini posisi kita tetap No," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang beredar sebelumnya, bahwa penasihat senior Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) Andy Widjajanto, dan Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri salah satu pemain kunci Israel Ronen Levy telah bertemu di Yerusalem membahas normalisasi kedua negara, pada September lalu.
Baca Juga
Juru Bicara Kemlu RI Lalu Muhamad Iqbal menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui sama sekali mengenai pertemuan tersebut.
"Kementerian Luar Negeri sama sekali tidak mengetahui mengenai adanya pertemuan itu, jadi saya tidak bisa memberikan tanggapan dari pertemuan itu. Kalau teman-teman meminta konfirmasi silahkan meminta konfirmasi kepada pihak terkait," katanya, saat ditanyai awak media di Gedung Dewan Pers, pada Kamis (29/2/2024).
Melansir Jewish Insider, sebelumnya beredar isu bahwa Israel dan Indonesia dikabarkan berencana segera mengumumkan pembentukan hubungan diplomatik kedua negara yang tertunda.
Menteri Luar Negeri Israel saat itu Eli Cohen dan Presiden Jokowi disebut telah menyetujui rancangan akhir perjanjian bagi kedua negara untuk bertukar kantor perdagangan, sebagai langkah pertama menuju hubungan diplomatik secara penuh.
Selain itu, Indonesia juga disebut berencana akan membuka kantor perdagangan di Ramallah pada waktu yang bersamaan.
Kemudian, Jakarta dan Yerusalem juga disebut telah sepakat untuk membuka kantor penghubung yang berfokus pada pengembangan hubungan bilateral, dengan penekanan pada ekonomi, perdagangan, teknologi, inovasi dan budaya.
Selain itu, kedua negara dikabarkan juga membicarakan tentang penghapusan Israel dari daftar hitam visa Indonesia.