Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengutuk keras serangan Israel terhadap Kedutaan Besar Iran di Damaskus, pada Senin (1/4/2024).
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap gedung dan fasilitas diplomatik Iran di Damaskus," tulis pernyataan resmi Kemlu RI, pada Selasa (2/4/2024).
Duta Besar Iran untuk Suriah Hossein Akbari membenarkan bahwa Israel telah melakukan serangan udara di Damaskus.
Menurut saluran TV SNN Iran, serangan Israel itu menargetkan gedung konsulat Iran dan kediaman Duta Besar Iran.
Dubes Iran itu menyatakan bahwa serangan tersebut menewaskan 5 hingga 7 orang. Dia membenarkan bahwa pekerja diplomatik dan penasihat militer mungkin termasuk di antara korban yang tewas.
"Akibat serangan rezim Zionis (tersirat Israel), 5 hingga 7 orang menjadi martir. Nanti, kami akan mengumumkan nama dan jumlah korban tewas," kata saluran TV pemerintah Iran IRIB mengutip pernyataan Duta Besar Iran.
Baca Juga
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam panggilan telepon dengan timpalannya dari Suriah Faisal Mekdad mengatakan bahwa serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Ibu Kota Suriah, Damaskus, melanggar semua aturan hukum internasional.
Menurut Kementerian Luar Negeri Iran, Abdollahian mengecam serangan itu sebagai pelanggaran terhadap semua kewajiban dan konvensi internasional.
Diplomat Iran itu menekankan perlunya komunitas internasional untuk menunjukkan reaksi keras terhadap tindakan kriminal semacam itu.
Adapun menurut saluran TV pemerintah Iran, Press TV, Mohammad Reza Zahedi, seorang Brigadir Jenderal Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC, unit elit Angkatan Bersenjata), serta wakilnya tewas dalam serangan udara Israel di Konsulat Iran di Ibu Kota Suriah.
Zahedi termasuk dalam daftar orang-orang yang dikenakan sanksi oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) sehubungan dengan program nuklir Teheran, pada 2007.
Sementara itu, dia juga menjadi panglima angkatan darat IRGC pada 2006-2008, dan memimpin unit Pasukan Quds IRGC di Lebanon dan Suriah pada 2008- 2016.