Bisnis.com, JAKARTA – Pasangan calon (paslon) presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bergerak cepat usai dinyatakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai jawara Pilpres 2024 pada Rabu (20/3/2024) lalu. Sejumlah manuver ditujukan kepada pihak-pihak yang selama kontestasi lalu menjadi lawan politik mereka.
Gibran, misalnya, menyatakan bakal merangkul baik paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar maupun paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud Md untuk membangun Indonesia ke depannya. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini menilai bahwa kedua rivalnya memiliki cita-cita serupa bagi Tanah Air.
“Ya semua dirangkul, semuanya kan punya visi-misi untuk memajukan bangsa. Ya itu kalau mau dirangkul,” kata Gibran kepada wartawan di kantor Wali Kota Solo, Kamis (21/3/2024).
Keesokan harinya, Prabowo juga menampakkan bujuk rayu agar seteru politiknya beralih dari oposisi menjadi koalisi. Menteri Pertahanan (Menhan) ini mendatangi markas Partai Nasdem, salah satu pilar Koalisi Perubahan yang menyokong paslon Anies-Muhaimin.
Hal ini Prabowo lakukan usai Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, di tengah rencana gugatan Anies-Muhaimin ke Mahkamah Konstitusi (MK), justru memberikan selamat atas kemenangannya di pilpres. Paloh juga menyatakan bahwa Nasdem menerima hasil Pemilu 2024, meskipun mengakui terdapat sejumlah catatan yang patut diperbaiki.
"Ketua Umum Nasdem Pak Surya Paloh langsung mengucapkan selamat. Dan untuk menghormati ucapan tersebut saya datang dan diterima hari ini di markas Partai Nasdem," kata Prabowo saat konferensi pers di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).
Baca Juga
Ketua Umum Partai Gerindra ini menyatakan hubungannya dengan Surya Paloh tetap baik usai bertarung di pemilu. Menurutnya, segala perbedaan yang terjadi selama pemilu adalah wajar, tetapi mereka kembali bersahabat usai bertanding.
Prabowo lantas mengaku tengah mencari putra-putri terbaik untuk membangun bangsa. Dia bahkan tak ragu mengajak Surya Paloh untuk bergabung dalam pemerintahannya nanti.
"Saya selalu menawarkan [Surya Paloh] dan saya selalu mengajak dia [untuk bergabung dalam pemerintahan]," tuturnya.
Sementara itu, Surya Paloh mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah pikir-pikir untuk bergabung dengan nakhoda Prabowo-Gibran. Kendati demikian, dia menegaskan bahwa ajakan bergabung tersebut tidak akan menghentikan niatnya mengajukan gugatan sengketa hasil Pemilu 2024 ke MK.
"Itu fifty-fifty possibility-nya," kata Paloh.
PKS-PPP Gamang
Selain Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah sejumlah partai yang mulai ‘mencari posisi’ usai pengumuman KPU. PKS merupakan bagian dari Koalisi Perubahan, sementara PPP turut mengusung Ganjar-Mahfud.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan bahwa pihaknya menerima hasil Pemilu 2024, lebih lagi karena perolehan suara partainya melonjak dibandingkan Pemilu 2019. Kendati demikian, terkait dugaan kecurangan pemilu, pihaknya tetap menghormati langkah hukum yang ditempuh Tim Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) di MK.
"Kalau untuk menerima [hasil pemilu], kami menerima. Adapun, masalah hukum itu lain ceritanya. Capres kan ada tim hukumnya. Biar Timnas saja yang bicara, kita enggak jauh beda dengan tim ini," ucapnya kepada wartawan, dikutip Senin (25/3/2024).
PPP juga menunjukkan gelagat serupa dengan Nasdem dan PKS. Plt Ketua Umum PPP Mardiono memberikan selamat atas ketetapan KPU yang menempatkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dan mendoakan agar hasil pilpres merupakan yang terbaik bagi Indonesia.
"Atas nama keluarga besar Partai Persatuan Pembangunan, kami mengucapkan selamat kepada Bapak Haji Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka yang telah mendapatkan suara tertinggi hasil pemilihan presiden dan wakil presiden," kata Mardiono di Kantor DPP PPP, Kamis (21/3/2024) malam.
Bak gayung bersambut, Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman menyatakan bahwa Prabowo juga dijadwalkan bertemu dengan pimpinan PPP usai bertandang ke Nasdem. Dia menyebut bahwa pertemuan dengan partai di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu dimaksudkan sebagai bentuk implementasi politik dari Prabowo Subianto yang hendak mengedepankan persatuan dan kesatuan.
"Pak Prabowo enggak mau buang-buang waktu, bahwasanya kita harus gerak cepat merangkul semua elemen bangsa ini. Nanti jadi mulai Oktober [pelantikan presiden] sudah mulai langsung gas pol," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).
Tak hanya itu, pihaknya mengaku tengah menjalin komunikasi dengan partai politik lainnya secara intens. Menurut Habiburokhman, pihaknya tak ingin ada kegaduhan usai kontestasi pemilu berakhir, meskipun masih menunggu prosedur sengketa/perselisihan hasil pemilu (PHPU) di MK.
Rekonsiliasi Politik
Pakar Komunikasi Politik Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo mengamini bahwa apa yang digencarkan Prabowo-Gibran merupakan manuver rekonsiliasi politik. Pasalnya, dia melihat bahwa Prabowo-Gibran membutuhkan perpanjangan tangan demi memproses kepentingan pemerintah di parlemen, utamanya terkait anggaran dan kebijakan.
“Untuk pileg [pemilihan legislatif DPR RI], ternyata partai koalisi pendukung pasangan Prabowo-Gibran ini dari persentase suara kan tidak mencapai 50% lebih. Jadi mereka pasti butuh partai lain untuk bergabung ke koalisi mereka, supaya jalannya pemerintahan ini lebih lancar dan lebih stabil,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (24/3/2024).
Berdasarkan catatan Bisnis, hasil Pemilu 2024 menunjukkan bahwa koalisi pendukung paslon 02 yang terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora, dan Partai Garuda hanya memperoleh 47,41% dari total suara sah Pileg 2024. Jumlah tersebut tentu kurang ketika dibandingkan dengan suara partai di luar KIM yang mencapai 52,59%, lebih lagi ketika Pileg 2024 dimenangkan oleh PDI Perjuangan (PDIP).
“Bisa jadi nanti anggaran dipersulit, lalu kemudian pembentukan undang-undang untuk melaksanakan program yang dijanjikan Prabowo-Gibran juga akan sulit. Jadi, mau tidak mau, Pak Prabowo memang harus segera merangkul partai-partai itu. Dan yang pertama beliau sambangi adalah Nasdem,” sambung Kunto.
Menurutnya, hal ini mencerminkan bahwa Prabowo-Gibran telah melakukan perhitungan politik untuk 5 tahun ke depan, alih-alih terbatas oleh sengketa hasil pemilu yang masih berproses di MK. Kunto pun pesimistis bahwa putusan MK nantinya akan berbeda jauh dengan hasil yang sudah ditetapkan oleh KPU.
Itu sebabnya, dia menilai wajar apabila sejumlah partai politik bersikap oportunistis dan menyambut positif bujuk rayu dari Prabowo-Gibran untuk masuk ke dalam pemerintahan berikutnya. Sebab, hal itu merupakan pilihan realistis bagi partai politik untuk mempertahankan eksistensi pasca-Pemilu 2024.
“Seperti di kubu 01, Nasdem, PKB [Partai Kebangkitan Bangsa] juga sudah dikasih salam sama Pak Jokowi. PKS juga tampaknya sudah memberi kode untuk mau merapat. Jadi ya tinggal menunggu waktu saja untuk akhirnya partai-partai tersebut bisa merapat ke koalisi Prabowo-Gibran,” pungkas Kunto.