Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potret Miris Anak-Anak di Gaza yang Menderita Malnutrisi Akibat Kelaparan

Anak-anak yang menderita malnutrisi memenuhi bangsal rumah sakit di Gaza saat krisis kelaparan kini melanda karena terputusnya bantuan pangan.
Anak Palestina, Fadi al-Zant, sebelum menderita malnutrisi (kiri) dan terbaring di tempat tidur di rumah sakit Kamal Adwan (kanan) 10 Maret 2024./Reuters.
Anak Palestina, Fadi al-Zant, sebelum menderita malnutrisi (kiri) dan terbaring di tempat tidur di rumah sakit Kamal Adwan (kanan) 10 Maret 2024./Reuters.

Bisnis.com, JAKARTA – Anak-anak yang menderita malnutrisi memenuhi bangsal rumah sakit di Gaza saat krisis kelaparan kini melanda karena terputusnya bantuan pangan, obat-obatan, dan air bersih akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023.

Melansir Reuters, Rabu (20/3/2024), Fadi al-Zant (6 tahun) menderita malnutrisi akut, tulang rusuknya menonjol di balik kulitnya yang kasar, matanya cekung dan hanya bisa terbaring di tempat tidur di RS Kamal Adwan di Gaza bagian utara, tempat bencana kelaparan melanda.

Kondisi Fadi sangat jauh berbeda dari masa sebelum perang. Fotonya sebelum perang menunjukkan Fadi tersenyum dan tampak sehat, berdiri dengan celana jins biru di samping kembarannya yang lebih tinggi dengan rambut yang disisir.

Ibu Fadi, Shimaa al-Zant, mengatakan anaknya menderita cystic fibrosis. Sebelum konflik, ia mengonsumsi obat yang tidak lagi dapat ditemukan keluarganya dan makan berbagai jenis makanan dengan gizi seimbang yang tidak lagi tersedia di daerah kantong Palestina tersebut.

"Kondisinya semakin memburuk. Dia semakin lemah. Dia terus kehilangan kemampuannya untuk melakukan banyak hal. Dia tidak bisa lagi berdiri. Ketika saya membantunya berdiri, dia langsung jatuh,” kata Shimaa seperti dikutip Reuters.

Fadi al-Zant, anak Palestina yang mengalami malnutrisi terbaring di tempat tidur di rumah sakit Kamal Adwan, 10 Maret 2024./Reuters
Fadi al-Zant, anak Palestina yang mengalami malnutrisi terbaring di tempat tidur di rumah sakit Kamal Adwan, 10 Maret 2024./Reuters

Lebih dari lima bulan setelah agresi darat dan udara Israel, warga di Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan air bersih yang meluas.

Rumah sakit Kamal Adwan yang merawat Fadi juga telah merawat sebagian besar dari 27 anak yang menurut kementerian kesehatan di Gaza telah meninggal akibat kekurangan gizi dan dehidrasi dalam beberapa pekan terakhir.

Beberapa lainnya meninggal di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, yang juga berada di bagian utara dan di kota Rafah, tempat lebih dari 1 juta orang Palestina mengungsi dari serangan Israel.

Badan pengawas kelaparan dunia Integrated Food Security Phase Classification (IPC) menyatakan kelaparan akan melanda hingga Mei di Gaza utara jika bantuan tidak segera datang. Di lokasi ini terdapat 300.000 pengungsi yang terperangkap tanpa bantuan.

”Skenario yang paling mungkin terjadi dalam tinjauan tersebut adalah tingkat malnutrisi akut dan kematian yang sangat kritis akan segera terjadi pada lebih dari dua pertiga penduduk di bagian utara,” ungkap IPC.

Fadi al-Zant/Reuters
Fadi al-Zant/Reuters

COGAT Israel, badan militer yang menangani transfer bantuan ke Gaza, tidak secara khusus menanggapi pertanyaan Reuters mengenai kematian anak-anak akibat kelaparan dan dehidrasi. Mereka berdalih bahwa Israel tidak membatasi jumlah bantuan yang bisa masuk.

Menyusul tinjauan IPC, juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy memposting di X bahwa jumlah truk makanan telah meningkat pada bulan Maret dan bahwa Israel mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan upaya pengiriman ke utara.

"Ini adalah penilaian yang buruk, berdasarkan gambaran yang sudah ketinggalan zaman," katanya tentang tinjauan tersebut.

Administrator USAID Samantha Power mengatakan bahwa penilaian IPC menandai tonggak sejarah yang mengerikan. Ia meminta Israel untuk membuka lebih banyak jalur darat dan mengoperasikan penyeberangan dengan kapasitas penuh.

Menanggapi laporan IPC, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Binyamin Netanyahu menentang dunia dan mengupayakan pembunuhan terhadap rakyat Palestina di Gaza dengan bom dan kelaparan.

Badan-badan bantuan PBB mengatakan hambatan besar untuk memindahkan bantuan ke bagian utara Gaza hanya akan dapat diatasi dengan gencatan senjata dan pembukaan penyeberangan perbatasan yang ditutup oleh Israel setelah tanggal 7 Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper