Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel menembak mati lebih dari 100 orang Palestina yang sedang mengantre pengiriman bantuan di Gaza pada Kamis (29/2/2024).
Melansir Reuters, Jumat (1/3/2024), militer Israel mengatakan penembakan tersebut dilakukan terhadap kerumunan orang yang mengepung truk-truk bantuan dan beralasan bahwa para korban terinjak-injak atau terlindas.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 112 orang tewas dan lebih dari 280 lainnya terluka dalam insiden di dekat Kota Gaza. Jumlah korban jiwa warga sipil tersebut merupakan yang terbesar dalam beberapa pekan terakhir.
Hamas mengatakan bahwa insiden tersebut dapat membahayakan pembicaraan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan.
Ketika ditanya apakah peristiwa ini akan mempersulit perundingan, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa perundingan pasti akan menjadi lebih rumit.
Jumlah korban tewas ini menambah angka korban yang gugur melampaui 30.000 orang sejak agresi Israel dimulai Oktober 2023 lalu.
Baca Juga
Israel membantah laporan yang diberikan oleh para pejabat di Gaza tersebut. Militer Israel mengatakan bahwa truk-truk tersebut dioperasikan oleh kontraktor swasta sebagai bagian dari operasi bantuan yang telah mereka awasi selama empat malam terakhir.
Seorang pejabat Israel mengatakan bahwa telah terjadi dua insiden yang berjarak ratusan meter. Dalam insiden pertama, puluhan orang tewas atau terluka ketika mereka mencoba mengambil bantuan dari truk-truk tersebut dan terinjak-injak atau terlindas.
Dia mengatakan ada insiden kedua yang terjadi setelah truk-truk itu bergerak pergi. Beberapa orang dalam kerumunan mendekati pasukan yang merasa terancam dan melepaskan tembakan, menewaskan sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya.
Dia membantah jumlah korban yang diberikan oleh pihak berwenang Gaza, tetapi tidak memberikan angka.
Dalam sebuah konferensi pers, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari juga mengatakan bahwa puluhan orang telah terinjak-injak hingga tewas atau terluka dalam sebuah pertarungan untuk menurunkan pasokan dari truk-truk tersebut.
Dia mengatakan tank-tank yang mengawal truk-truk tersebut kemudian melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan kerumunan massa dan mundur ketika kejadian mulai tidak terkendali.
"Tidak ada serangan IDF yang dilakukan terhadap konvoi bantuan. IDF berada di sana melakukan operasi kemanusiaan untuk mengamankan koridor kemanusiaan dan memungkinkan konvoi bantuan mencapai titik distribusi yang telah ditentukan,” jelas Hagari.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pihaknya segera mencari informasi mengenai insiden tersebut, demikian pula dengan kementerian luar negeri Prancis.