Bisnis.com, JAKARTA - Jepang memulai pembuangan limbah air radioaktif yang telah diolah ke laut pada Rabu (28/2/2024).
Pelepasan limbah air olahan radioaktif tersebut merupakan sisa pembuangan pembangkit listrik tenaga nuklir yang lumpuh di Fukushima Daiichi.
Hal tersebut dilakukan untuk keempat kalinya, dan akan menjadi pembuangan terakhir untuk tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret.
Melansir Kyodo, Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) akan membuang 7.800 ton air olahan tersebut selama sekitar 17 hari, setelah memastikan bahwa tingkat radioaktivitas dari kumpulan air terbaru memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan perusahaan tersebut.
Operator atau PLTN tidak menyimpan sementara air yang telah diolah dalam tangki besar untuk memeriksa kadar tritiumnya. Alih-alih mereka memeriksa kadarnya melalui air yang mengalir melalui pipa, sama seperti yang dilakukan pada pembuangan sebelumnya.
TEPCO dan pemerintah berpendapat pelepasan air sangat penting untuk menonaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklir yang mengalami kerusakan inti, menyusul gempa bumi besar dan tsunami pada tahun 2011.
Baca Juga
Dengan air yang terkontaminasi terus terakumulasi dalam proses pendinginan bahan bakar yang meleleh, TEPCO memutuskan untuk melepaskan 31.200 ton air yang diolah dalam empat putaran pada tahun fiskal ini.
Putaran pertama telah dimulai pada 24 Agustus 2023 lalu dan pelepasan air diperkirakan akan berlangsung selama sekitar 30 tahun.
Sebelum dilepaskan, air olahan radioaktif tersebut disimpan dalam tangki yang dipasang di lokasi. Air yang diproses telah diencerkan dengan air laut hingga 1 per 40 konsentrasi yang diizinkan menurut standar keselamatan Jepang sebelum dialirkan melalui terowongan bawah air 1 kilometer dari pembangkit listrik.
Air tersebut juga telah melalui sistem pemrosesan cair yang menghilangkan sebagian besar radionuklida kecuali tritium, namun kini volumenya sudah mendekati kapasitas tampung.
Adapun pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia secara rutin melepaskan air olahan ke lingkungan sebagai bagian dari operasi normal.
Air tersebut mengandung tritium dengan konsentrasi rendah dan dianggap kurang berbahaya dibandingkan bahan radioaktif lainnya dan radionuklida lainnya ke lingkungan sebagai bagian dari operasi normal.