Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengangkat isu terkait situasi di Gaza dan konflik Palestina dengan Israel dalam sesi pertama Forum G20 di Brasil, pada Kamis (22/2/2024).
Dia menegaskan bahwa isu mengenai Palestina penting untuk diangkat di Forum G20, mengingat semua negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) juga merupakan anggota G20.
Adapun di dalam pertemuan Forum G20 tersebut, Retno menegaskan tiga hal terkait peran kolektif dunia yang perlu dilakukan.
Pertama, Retno menekankan perlunya terus mendorong gencatan senjata permanen dengan segera, bagaimanapun caranya.
"Ini akan menjadi game-changer paling fundamental untuk menghentikan pertumpahan darah dan krisis kemanusiaan, serta untuk menciptakan situasi kondusif menuju negosiasi two-state solution," katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (22/2/2024).
Selain itu, dia mengatakan bahwa dengan gencatan senjata, maka tentu mendorong Israel untuk berhenti melakukan pelanggaran hukum internasional yang sejauh ini masih terus dilakukan.
Baca Juga
Kedua, dia menegaskan pentingnya menghindari double-standards. Retno meminta negara-negara G20 tidak tinggal diam menyaksikan Israel menghancurkan rumah sakit, sekolah dan kamp pengungsi.
"Saya tekankan bahwa perlakuan kita kepada Palestina tidak boleh berbeda dengan perlakuan kita terhadap situasi-situasi yang lain," ujarnya.
Selain itu, dia juga mendesak negara-negara G20 untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina, termasuk untuk UNRWA dan justru bukan menghentikannya, karena menurutnya di saat inilah Palestina memerlukan solidaritas dan bantuan dari seluruh dunia.
Ketiga, dia menekankan pentingnya menurunkan ketegangan global dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Menurutnya, saat ini banyak sekali ketegangan dan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.
"Kita juga harus akui teknologi seperti senjata siber, drone, dan AI juga menjadi ancaman baru bagi keamanan global. Oleh karena itu, Indonesia mendorong agar G20 dapat mengatasi masalah ini secara bersama," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa negara G20 harus bersatu dan harus menjadi katalis perubahan positif untuk setiap krisis.
"Mengakhiri statement, saya sampaikan bahwa negara-negara anggota G20 memiliki tanggung jawab untuk menjadi kontributor bagi perdamaian dan stabilitas dunia," katanya.
Sementara itu, dia menyampaikan bahwa dalam pembahasan sesi pertama tersebut, isu mengenai Gaza sangat menonjol, bahkan hampir semua delegasi menyampaikan concern terhadap situasi kemanusiaan di Gaza.
Adapun Retno menyatakan bahwa kekejaman Israel di Gaza telah berlangsung selama 138 hari telah melampaui segala logika pembenaran, karena lebih dari 29.000 warga Palestina, dan ratusan orang di Tepi Barat telah dibunuh oleh Israel.
Dia menegaskan bahwa warga Gaza kini menghadapi ancaman genosida dan hidup dalam neraka kekejaman Israel, dan tidak ada tempat bagi warga Gaza untuk melarikan diri, tidak ada akses untuk kebutuhan sehari-hari, dan tidak ada harapan.
"Saya tegaskan kepada negara-negara G20, bahwa ini bukan hanya bencana kemanusiaan, tapi mimpi buruk geopolitik [geopolitical nightmare]," tegasnya.
Kemudian, Retno mengatakan bahwa dampak dari perang ini juga sudah meluas kemana-mana dan mengancam stabilitas serta keamanan global.