Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan penyelesaian konflik Timur Tengah hanya dapat dilakukan melalui dialog langsung antara pihak-pihak terkait.
Dia menegaskan bahwa kesepakatan dengan Palestina hanya akan mungkin terjadi melalui negosiasi langsung.
“Perjanjian apapun [mengenai penyelesaian konflik] dengan Palestina hanya akan mungkin terjadi melalui negosiasi langsung antara para pihak tanpa prasyarat,” katanya, dilansir TASS, Minggu (18/2/2024).
Netanyahu menekankan bahwa Israel di bawah kepemimpinannya akan terus menentang keras pengakuan sepihak atas negara Palestina.
“Setelah pembantaian mengerikan tanggal 7 Oktober, tidak ada imbalan yang lebih besar bagi terorisme, ini akan menghalangi penyelesaian perdamaian di masa depan. Kami tidak akan menyerah pada tekanan apapun. Menyerahlah karena kita adalah bangsa pahlawan," ujarnya.
Adapun pembicaraan langsung terakhir antara pihak-pihak yang berkonflik di Timur Tengah terhenti pada April 2014 setelah 9 bulan upaya yang gagal. Putaran proses perdamaian sebelumnya berakhir tidak meyakinkan pada 2010.
Baca Juga
Namun, Netanyahu dalam konferensi pers menyatakan bahwa Israel akan melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza sampai semua tujuannya tercapai.
Sementara itu, tentara Israel baru saja menembakkan peluru artileri ke pinggiran timur Kota Rafah, Palestina, yang terletak di Selatan Jalur Gaza. Pasukan Israel juga menembaki pantai Rafah dari laut.
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan lebih dari 28.800 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Jalur Gaza sejak ketegangan dimulai pada Oktober lalu.
“Jumlah korban agresi Israel di Gaza saat ini mencapai 28.858 orang,” kata Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, kementerian itu juga menyatakan bahwa sebanyak 68.677 warga Gaza di Palestina mengalami luka ringan maupun berat.