Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Denny Indrayana: Paslon Bersiap Mundur dari Pilpres 2024, Efek Dirty Vote?

Denny Indrayana menyebut adanya kemungkinan salah satu paslon bersiap mundur dari Pilpres 2024 terkait dengan dugaan kecurangan dalam film Dirty Vote.
Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan, Caprea Nomor Urut 2 Prabowo Subianto, Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo saat Debat Capres Terakhir yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Minggu (4/2/2024). Youtube KPU RI.
Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan, Caprea Nomor Urut 2 Prabowo Subianto, Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo saat Debat Capres Terakhir yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Minggu (4/2/2024). Youtube KPU RI.

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar hukum tata negara Denny Indrayana menyebut kemungkinan ada salah satu pasangan calon (paslon) yang bersiap mundur dari proses Pilpres 2024 tepatnya pada pencoblosan 14 Februari 2024.

Berdasarkan keterangannya, Denny mendapatkan informasi adanya konsultasi dari salah satu tim paslon yang menanyakan konsekuensi hukum jika memutuskan mundur dari proses Pilpres 2024.

"Kemarin, misalnya, dalam telepon dengan sang sahabat, sempat disampaikan, dia menerima konsultasi dari tim salah satu paslon yang menanyakan konsekuensi hukum, jika besok 14 [Februari] pagi, sebelum pencoblosan dimulai, paslon mereka menyatakan mundur dari proses Pilpres 2024," katanya, dikutip Rabu (14/2/2024).

Dia menjelaskan alasan tim paslon tersebut adalah, kecurangan sudah terlalu brutal, sehingga dinilai tidak ada gunanya lagi melanjutkan kompetisi.

Menurutnya, paslon yang mundur dari Pilpres 2024 bisa menimbulkan gelombang kekecewaan yang bisa berujung konflik, sehingga perlu dicarikan solusi.

Adapun, Denny juga berkomentar soal film Dirty Vote yang dirilis pada masa tenang kampanye atau mendekati hari pencoblosan.

"Pilihan waktu tayangnya, pada 11 Februari menjelang waktu pencoblosan besok di 14 Februari 2024, tentu saja adalah pilihan strategi marketing," katanya.

Dia berpendapat dampak utama Dirty Vote adalah menegaskan penolakan pada paslon 02, terutama pada pemilih yang sedari awal memang tidak memilih Gibran-Jokowi.

Akan tetapi, lanjutnya, untuk menjadi faktor yang mengubah preferensi pemilih — khususnya di kelas menengah ke bawah yang menjadi basis pemilih Prabowo, masih sulit untuk terjadi.

Film dokumenter "Dirty Vote" disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono. Dalam siaran tertulisnya, Dandhy menjelaskan film itu digarap dalam waktu sekitar 2 minggu yang mencakup riset, produksi, penyuntingan, sampai rilis.

Pembuatannya melibatkan 20 lembaga, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Perludem, Indonesia Corruption Watch, JATAM, Lokataru, LBH Pers, WALHI, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.

Dalam waktu kurang lebih 5 jam setelah siar di YouTube, film itu saat ini telah dilihat 355.831 orang dan dan disukai oleh 51.294 pengguna YouTube. Sementara hingga Selasa pukul 19.00 WIB, film tersebut telah disaksikan sekitar 7,5 juta penonton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper