Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan kekhawatirannya terhadap rencana Israel mengevakuasi warga Gaza Palestina dari Rafah.
WHO mengungkap rasa prihatinnya atas rencana Israel tersebut dan menyerukan segera dilakukannya gencatan senjata.
“Laporan mengenai rencana Israel untuk mengevakuasi warga Palestina dari Rafah, di Gaza Selatan, untuk memperluas serangan daratnya sangatlah mengkhawatirkan,” tulisnya di X, dikutip Senin (12/2/2024).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan militer negaranya untuk menyusun rencana mengevakuasi warga sipil dari Kota Rafah di Jalur Gaza Selatan dan memusnahkan batalyon Hamas yang masih beroperasi di kota tersebut.
Sebelumnya, Netanyahu mengatakan bahwa militer Israel telah diperintahkan untuk mempersiapkan operasi di Kota Rafah yang terletak dekat dengan perbatasan Mesir, pada 7 Februari 2024.
Surat kabar The Times of Israel menyampaikan bahwa Netanyahu yakin di tengah tekanan internasional, operasi untuk membasmi batalyon Hamas di Rafah di Jalur Gaza Selatan harus berakhir dalam waktu sebulan, paling lambat 10 Maret 2024.
Baca Juga
Menurut saluran televisi Channel 12 Israel, perdana menteri itu baru-baru ini mengatakan kepada militernya bahwa operasi di kota paling Selatan Jalur Gaza itu harus diakhiri sebelum bulan Ramadan, yang dirayakan antara 11 Maret hingga 9 April 2024.
Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Herzi Halevi mengatakan kepada Netanyahu bahwa militer siap untuk operasi tersebut.
Meski begitu, menurutnya pemerintah Israel masih perlu terlebih dahulu memutuskan rencana tindakan mengenai hal tersebut.
Seperti diketahui, warga sipil Gaza saat ini mengungsi dari Jalur Gaza bagian Utara dan Tengah, ke Rafah dan di daerah sepanjang perbatasan dengan Mesir.