Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geger Film Dirty Vote, Gibran Lagi-lagi Keluarkan Pernyataan "Menantang"

Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, buka suara tentang film dokumenter Dirty Vote yang viral.
Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka di kawasan Kartanegara Jakarta Selatan, Minggu (4/2/2024). ANTARA/Walda Marison
Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka di kawasan Kartanegara Jakarta Selatan, Minggu (4/2/2024). ANTARA/Walda Marison

Bisnis.com, JAKARTA - Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, buka suara tentang film dokumenter Dirty Vote yang viral.

Namun lagi-lagi, putra sulung Jokowi tersebut memberikan pernyataan berupa kalimat menantang.

Dengan santai, Gibran meminta agar pihak-pihak yang keberatan melaporkan apabila memang ada kecurangan seperti yang diungkapkan di film tersebut.

“Saya belum nonton. Makasih ya masukannya. Kalau ada kecurangan silakan dibuktikan, dilaporkan,” kata Gibran ditemui wartawan di Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, Senin (12/2/2024) pagi, seperti dilansir dari Solopos.

Gibran menjelaskan apabila ada kecurangan dalam Pemilu 2024 untuk segera membuat aduan. Di sisi lain, Gibran mengaku biasa saja dengan Dirty Vote.

Ini bukan kali pertama Gibran menggunakan kalimat "menantang" tersebut. Sejak banyak dikritik kubunya melalukan berbagai kecurangan di Pilpres 2024, Wali Kota Solo tersebut sudah meminta untuk dilaporkan.

Sebagai informasi, Dirty Vote merupakan sebuah film dokumenter karya sutradara Dandhy Dwi Laksono.

“Dirty Vote” pada Minggu siang dirilis oleh rumah produksi WatchDoc di platform YouTube.

Film tersebut menampilkan tiga pakar hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar dari Universitas Gadjah Mada, Feri Amsari dari Universitas Andalas, dan Bivitri Susanti dari Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera.

Tiga pakar itu secara bergantian dan bersama-sama menjelaskan rentetan peristiwa yang diyakini bagian dari kecurangan pemilu.

Dalam beberapa bagian, beberapa pakar juga mengkritik Bawaslu yang dinilai tidak tegas dalam menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran pemilu.

Alhasil menurut mereka, tidak ada efek jera sehingga pelanggaran pemilu cenderung terjadi berulang. Prabowo-Gibran menjadi salah satu pihak yang cukup disorot dalam film tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper