Bisnis.com, JAKARTA - Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) kembali menyatakan bahwa tidak pernah berniat untuk mengubah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi koperasi.
Hal itu disampaikan usai isu tersebut sempat menjadi bola liar karena menuai berbagai respons salah satunya dari Menteri BUMN Erick Thohir.
Co-Captain Timnas AMIN Sudirman Said meluruskan isu yang sempat menjadi bola liar itu. Dia bercerita bahwa gagasan tersebut berasal dari pihak pakar dari luar Timnas AMIN, yang saat itu tengah diundang untuk berdiskusi. Pakar dimaksud sempat berwacana mengenai perubahan badan hukum perseroan BUMN menjadi badan hukum koperasi.
Namun, Sudirman mengklarifikasi bahwa wacana dari pihak luar AMIN itu pun tidak berarti bahwa BUMN akan dijadikan koperasi. Dia menegaskan bahwa BUMN dan koperasi memiliki karakter yang berbeda.
"Koperasi punya karakter sendiri jadi enggak mungkin. Sama sekali kita tidak punya niat atau pikiran mengubah BUMN menjadi koperasi," ujarnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, dikutip Kamis (8/2/2024).
Namun demikian, mantan Menteri ESDM Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang menjadi sorotan AMIN pada perusahaan plat merah.
Baca Juga
Misalnya, dia menilai bahwa BUMN tidak boleh merambah ke semua sektor melainkan hanya pada sektor strategis yang memang belum dianggap menarik oleh swasta.
Menurutnya, saat ini, BUMN justru berebut 'lahan' bahkan mengambil lahan swasta.
Kemudian, Sudirman menyoroti soal tata kelola atau governance BUMN. Berdasarkan pengalamannya sebagai menteri pada awal pemerintahan Jokowi, terangnya, pengelolaan BUMN menjadi semakin jauh dari aspek profesionalisme. Misalnya, bagi-bagi kursi jabatan direksi maupun komisaris.
"Kemudian, terlalu banyak kasus-kasus melibatkan conflict of interest," tuturnya.
Adapun pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat menjawab pertanyaan wartawan mengenai wacana perubahan BUMN menjadi koperasi. Erick pun menyinggung bahwa pihak Anies akan mengganti BUMN menjadi koperasi. Menurutnya, hal itu akan memunculkan pengangguran baru sebanyak 1,6 juta orang.
"Sungguh ironis pandangan seperti itu. Jika ingin dibubarkan dan diganti dengan koperasi, maka sama saja memunculkan pengangguran baru di saat semua orang butuh lapangan pekerjaan. Sangat tidak masuk akal. Apalagi selama ini, para karyawan BUMN sudah menunjukkan hasil kerjanya sebagai agen perubahan dalam menumbuhkan ekonomi Indonesia," ujar Erick di Jakarta, Sabtu (3/2/2024).