Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden Anies Baswedan menutup debat capres pada Pilpres 2024 dengan pepatah Jawa kuno. Hal serupa pernah diungkapkan Presiden Joko Widodo sembilan tahun lalu. Dejavu.
Dalam pidatonya, Anies mengatakan bahwa perlu ada perubahan agar masyarakat keluar dari jerat kemiskinan. Dia kemudian mengutip surah Ali-Imran ayat ke-26, yang isinya menceritakan bahwa Tuhan dapat memberikan dan mencabut sesuatu dari umatnya.
“Sehingga itu kami dalam berjuang mengalami betul dengan cinta kasih, welas kasih, ketulusan menjadi bagian dari perjuangan ini,” kata Anies dalam debat capres kelima di Jakarta Convention Center Jakarta (JCC), Minggu (4/2/2024).
Anies Baswedan pun mengucapkan terima kasih kepada aparatur sipil negara, pihak kepolisian, dan TNI yang telah banyak berjasa. Dia menjanjikan kehidupan lebih baik kepada mereka.
Dia mengakui bahwa banyak cobaan yang dihadapinya untuk melakukan perubahan. Dia berjanji tidak akan melawan hal tersebut dengan kekerasan. Dia pun mengutip pepatah Jawa.
"Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti, bahwa segala hal angkara murka akan kalah oleh kebaikan. Merah putih di atas semuanya, penghormataan kepada kebhinekaan akan menghantarkan kita, yang kita ikhtiarkan menjadi Indonesia yang cerdas, sejahtera, dan sehat,” ucapnya.
Baca Juga
Pernyataan Anies Serupa dengan Jokowi
Pepatah Jawa yang dikutip Anies ini mirip dengan yang disampaikan oleh Jokowi sembilan tahun silam. Kala itu Jokowi menunggah pepatah tersebut pada akun Facebook-nya.
Dia mengunggah pepatah itu pada 25 Januari 2015. Unggahan tersebut jeda 3 bulan sejak Jokowi dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2014. Kala itu tensi politik masih panas. Residu pilpres yang mempertemukan Jokowi-Jusuf Kalla vs Prabowo-Hatta Rajasa. Jokowi memenangkan kontestasi Pilpres periode 2014-2019.
Banyak yang bertanya-tanya mengenai arti dari pepatah Jawa tersebut. Dari uraian kata perkata Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti dapat diartikan sebagai berikut:
Suro = Keberanian. Dalam diri manusia, mempunyai sifat berani. Sifat berani tersebut kalau lepas dari kendali bisa mengarah untuk tindak kejahatan dan kesewenang-wenangan.
Diro = Kekuatan. Kekuatan manusia bila diperdayakan akan menjadi kekuatan yang luar biasa, baik kekuatan lahir maupun kekuatan batin.
Joyo = Kejayaan. Manakala manusia sudah mencapai puncak kejayaannya dan lepas dari kendali nurani yang terjadi adalah manusia tersebut menjadi sombong, congkak , angkuh atau jauh dari nilai-nilai moral agama.
Ningrat = bergelimang dengan kenikmatan duniawi. Ningrat di sini bisa diartikan sebagai gelar kebangsawanan atau seorang pejabat yang serba kecukupan dan senantiasa hidup dalam gelimang harta.
Lebur = Hancur. Musnah lebur yang artinya hancur, sirna, tunduk atau menyerah kalah.
Dening = Dengan
Pangastuti = Kasih sayang, kebaikan, menyembah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dengan demikian pengertian secara umum kalimat “Surodiro Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti adalah semua bentuk angkara murka yang bertahta dalam diri manusia akan sirna dengan sifat lemah lembut, kasih sayang yang didasari dengan manembah kepada Tuhan Yang Maha Esa.