Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Visi Misi Anies Baswedan di Debat Capres Terakhir, Dibuka dengan Bahasa Isyarat

Anies Baswedan menyampaikan visi misi pada debat capres terakhir dengan membuka menggunakan bahasa isyarat. Berikut ini visi misinya.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyampaikan pandangannya saat debat kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat kali ini bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyampaikan pandangannya saat debat kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat kali ini bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Debat calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 memasuki babak terakhir. Anies Baswedan menyampaikan visi misi dengan dibuka memakai bahasa isyarat disabilitas.

Acara debat capres yang digelar Minggu (4/1/2024), mengambil tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.

Debat terakhir dimulai pukul 19.00 WIB dan dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat. Debat disiarkan secara langsung di TVOne, ANTV, Net TV, dan Garuda TV.

Berikut ini visi-misi Anies Baswedan pada debat capres terakhir:

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat malam, salam sejahtera untuk kita semua, ibu-bapak saudara-saudara sebangsa setanah air yang sangat saya cintai.

Persoalan terbesar bangsa kita hari, republika kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa luar Jawa, kaya miskin, desa kota, pendidikan umum pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan teknis. Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membahayakan bagi republik ini.

Bahkan di bidang perekonomian segelintir orang menguasai sebagian besar perekonomian kita, ketika republik ini didirikan para pendirinya 60-an orang anggota BPUPKI, mereka adalah orang-orang terdidik, mereka adalah dari kaum privilage, tapi mereka mendirikan republik ini untuk semua golongannya, ataupun keluarganya untuk semuanya, kekuasaan yang dibangun untuk berikan kesempatan kepada semua.

Sekarang kita jauh dari cita-cita republik ini, ketika para pendiri itu kaum intelektual mereka memilih perjuangan politik, saya berangkat sebagai pengajar mendapat panggilan tugas di wilayah politik, kami akan membawa gagasan pendiri republik untuk kembali mewarnai republik ini untuk bisa mengarah ke depan agar kembali pada format awal.

Apa masalah hari ini? 45 juta orang belum bekerja dengan layak. Bicara jaminan sosial, lebih dari 70 juta orang tidak punya jaminan sosial. Bicara pendidikan, jauh dari kota terpencil masa depan jadi suram, kemampuan tinggi kesempatan tidak ada, sangat frustrasi melihatnya.

Kesehatan mental, kekerasan seksual, lebih 15 juta orng jadi korban. Ini problem  yang tidak menjadi kepedulian segelintir elit. Ini adalah kepedulian rakyat kebanyakan.

Karena itu, dalam perjalanan kami satu tahun, kami temukan jutaan rakyat yang berbondong-bondong menginginkan perubahan, mereka membuat poster rakyat, membuat posko rakyat, mendoakan dari tempat yang tidak kita lihat poster-poster itu cemerlang, karena bukan didanai dari yang dari Jakarta, tapi didanai oleh keringat yang jernih hasil kerja kerasnya ini ada keinginan perubahan.

Apa yang kita capai? Satu, kita akan memastikan hidup sehat, dan bila sakit ada pertolongan cepat, tumbuh cerdas dengan biaya terjangkau, keluarga sejahtera, karena upahnya layak, dan bila membutuhkan diberikan bansos, sesuai kebutuhannya, bansos plus. Bukan memberikan bansos untuk kepentingan yang memberi, tapi untuk kepentingan yang diberi.

Dan warga negara yang bangga dengan negaranya, karena dijaga budaya dan etika nya dijaga, kita menginginkan persatuan, karena ditopang dengan rasa keadilan, persatuan itu tidak mungkin terjadi dalam ketimpangan persatuan membutuhkan rasa keadilan.

Karena itu misi kami tegas, mewujudkan bangsa yang cerdas yang sejahtera berbudaya dan bersatu. Kita menyaksikan begitu banyak orang punya prinsip, 'sopo wani rekoso bakal nggayuh mulyo' siapa pun yang bersungguh-sungguh dalam usahanya pasti meraih kemuliaan. Tapi bila kesempatannya ada, bila kesempatannya tidak ada menghasilkan frustrasi.

Dan, kami ketika menjalankan amanah maka kami akan memegang prinsip 'ngadek sacekna nilas saplasna' konsistensi ucapan dan perbuatan menjunjung kejujuran dan kearifan ini komitmen, kami fokus pada pembangunan manusia Indonesia menghadirkan kesetaraan menghadirkan keadilan dengan seperti itu kita ada persatuan perubahan saatnya kita kerjakan, 'katong' bergerak untuk perubahan untuk seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada, terima kasih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper