Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan bahwa situasi di Jalur Gaza bisa berubah menjadi bencana besar dengan kemungkinan dua juta orang dapat meninggal dunia, karena kelaparan dan kekurangan bantuan.
Dia menyatakan semua kemungkinan itu dapat dicegah jika komunitas global segera mengambil tindakan, dengan melakukan segala hal yang bisa dilakukan.
“Bantuan kemanusiaan dan pasokan medis tidak diperbolehkan masuk ke Gaza. Ini adalah pertanda bencana besar di Jalur Gaza. Saya menyerukan kepada komunitas internasional untuk melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mencegah musnahnya dua juta orang di Gaza, kelaparan dan epidemi,” katanya, saat berkunjung ke Albania, dikutip TASS, Rabu (31/1/2024).
Lebih lanjut, menurutnya yang saat ini terjadi di Gaza adalah tragedi dalam skala lain, jika tidak segera mencegahnya maka hal ini mungkin akan terlambat.
Dia menyatakan bahwa selain bom, orang-orang di Gaza meninggal dunia akibat kelaparan dan penyakit, maka hal ini akan menjadi beban moral yang besar yang tidak dapat ditanggung oleh dunia.
Sebelumnya, sejumlah negara, termasuk Austria, Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman dan Italia, bahkan Jepang ikut mengumumkan penangguhan pendanaan untuk Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Baca Juga
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini memerintahkan pemecatan beberapa pegawai badan tersebut karena dugaan hubungan beberapa stafnya dengan Hamas atas serangan ke Israel, pada tahun lalu.
Sementara itu, PBB telah mendesak beberapa negara itu untuk mempertimbangkan kembali keputusan penghentian bantuan keuangan ke UNRWA tersebut, pada Minggu (28/1/2024).
PBB berjanji bahwa setiap staf yang terbukti terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel akan dihukum dan memperingatkan bantuan untuk 2 juta warga di Gaza Palestina kini dipertaruhkan.
Sementara itu, Israel telah menuding bahwa belasan dari 13.000 staf UNRWA di Jalur Gaza terlibat dalam serangan ke Israel, pada 7 Oktober 2023 lalu.