Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid, menilai gestur cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka terkesan melecehkan lawan debat.
Yenny menilai, debat cawapres mestinya menjadi ajang bagi masyarakat Indonesia untuk melihat gagasan masing-masing paslon tentang prioritas kebijakan yang akan dilaksanakan apabila terpilih.
“Ya itu kan kesannya melecehkan sekali, ya. Enggak perlu seperti itu, karena tokoh yang ada adalah tokoh-tokoh yang sudah dianggap layak oleh publik untuk menjadi calon wakil presiden,” katanya kepada wartawan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, dikutip Senin (22/1/2024).
Menurutnya, ketiga cawapres yang berdebat perlu menunjukkan adanya rasa saling hormat. Jika ada indikasi kesengajaan untuk menjatuhkan cawapres lainnya, dia menyebut bahwa hal tersebut bukan bentuk pendidikan politik yang baik, utamanya untuk anak muda.
Pihaknya mengaku tidak ingin masyarakat menilai bahwa representasi generasi muda tidak mengerti rasa hormat dan etika.
“Mereka yang merasa mewakili anak muda justru harus menunjukkan bahwa anak muda itu punya etika, anak muda itu bisa mengekspresikan dirinya dengan penuh rasa hormat kepada orang lain,” lanjutnya.
Baca Juga
Itu sebabnya, Yenny mengkhawatirkan bahwa debat kemarin membuat masyarakat cenderung berfokus kepada cara penyampaian ekspresi, alih-alih substansi debat.
Sekadar informasi, dalam debat cawapres yang berlangsung, interaksi antara cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dengan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menjadi salah satu momen yang paling disorot, utamanya dalam pembahasan mengenai ‘greenflation’ yang disodorkan Gibran kepada Mahfud.
Setelah Mahfud menjawab pertanyaan itu, Gibran justru menanggapinya dengan gestur membungkuk-bungkuk, seakan sedang mencari sesuatu. Selepas aksinya, Gibran kemudian mengungkapkan bahwa perkataan Mahfud MD tidak menjawab pertanyaannya.
“Saya nyari-nyari di mana ini jawabannya. Kok enggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau,” kata pasangan capres Prabowo Subianto ini.
Mahfud lantas berbalik mengatakan bahwa pertanyaan yang dilontarkan Gibran tersebut merupakan pertanyaan receh, sehingga tidak layak untuk dijawab. Dirinya lantas memberikan sisa waktu yang ada kepada kedua moderator debat.
“Saya juga ingin mencari jawabannya, ngawur juga. Ngarang-ngarang tidak karuan, mengkaitkan dengan sesuatu yang tidak ada. Kalau akademis itu, gampangnya kalau bertanya yang gitu-gitu recehan,” balas Mahfud.
Dalam konferensi pers setelah debat berlangsung, pasangan capres Ganjar Pranowo ini menyatakan bahwa interaksinya dengan Gibran tersebut merupakan bagian dari gimik debat.