Bisnis.com, JAKARTA -- Tiga lembaga survei telah merilis hasil sigi terbaru terkait elektabiltas calon presiden (capres) dan partai politik. Ketiga lembaga survei itu antara lain Lembaga Survei Indonesia, Indikator Politik dan Charta Politika.
Hasil simulasi yang dilakukan oleh ketiga lembaga survei itu mengungkapkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran unggul dari dua kompetitornya yakni Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
Kendati unggul, elektabiltas Prabowo-Gibran masih mentok di angka 40-an persen. Hal itu menunjukkan bahwa peluang untuk berlangsungnya pemilu 2 putaran masih sangat terbuka lebar.
Berikut hasil sigi terbaru ketiga lembaga survei tersebut:
Indikator Politik
Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas capres-cawapres saat ini dipimpin oleh pasangan calon nomor urut 2 yakni Prabowo-Gibran yang mencapai 48,55%.
Direktur Eksekutif Lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya menjelaskan, berdasarkan survei yang diselenggarakan pada 10 - 16 Januari 2024 itu, posisi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menempati peringkat kedua dengan tingkat elektabilitas 24,17%.
Baca Juga
Adapun, elektabilitas paslon capres dan cawapres nomor urut 3 yaitu Ganjar-Mahfud sebesar 21,6%.
"Prabowo-Gibran unggul signifikan dari Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin. Tidak berbeda dengan simulasi nama tanpa pasangan dan tanpa foto," jelas Burhanuddin dalam keterangan tertulisnya dikutip Sabtu (20/1/2024).
Sebagai informasi, Lembaga Indikator politik Indonesia baru saja merilis hasil survei bertajuk "Efek Elektoral Debat Capres: Perbandingan Temuan Survei Tatap Muka dan Survei Telepon.
Survei tersebut dilakukan melalui dua tahap berbeda, yakni survei tatap muka dilakukan pada periode 10 - 16 Januari 2023 dan survei telepon dilakukan pada 13 - 14 Januari 2024.
Versi LSI
Sementara itu versi LSI, elektabiltas Prabowo-Gibran mencapai 47 persen, Anies-Cak Imin 23,2 persen dan Ganjar Mahfud sebanyak 21,7 persen.
Ada tren kenaikan elektabiltas Prabowo-Gibran jika dibandingkan periode survei Desember lalu yang hanya 45,6 persen. Tren serupa juga terjadi terhadap elektabilitas Anies-Cak Imin dari 22,3 persen menjadi 23,2 persen.
Ganjar-Mahfud adalah satu-satunya paslon yang mengalami penurunan elektabiltas dari sekitar 23,8 persen menjadi 21,7 persen.
Adapun survei LSI yang dipublikasikan pada pekan kemarin berlangsung pada 10-11 Januari 2024.
Charta Politika
Berbeda dengan lembaga survei di atas, Charta Politik mengungkapkan bahwa elektabiltas Prabowo-Gibran hanya di kisaran angka 42,2 persen. Sementara itu Ganjar-Mahfud di peringkat dua dengan angka tingkat keterpilihan sebanyak 28 persen dan Anies-Muhaimin 26,7 persen.
Survei dilakukan pada tanggal 4 – 11 Januari 2024, melalui wawancara tatap muka secara langsung (face to face interview). Jumlah sampel sebanyak 1220 responden, yang tersebar di seluruh Provinsi di Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±(2.82%).
Partai Politik
Sementara itu, PDIP dan Gerindra bersaing ketat untuk memperoleh kursi dominan di parlemen. Elektabilitas kedua partai politik tersebut hanya terpaut tipis di versi LSI. Namun versi Indikator dan Charta Politika, PDIP unggul dibanding Gerindra.
Hasil survei LSI menunjukkan bahwa elektabiltas Gerindra mencapai 20,8 persen, sedangkan PDIP 20,4 persen. Itu artinya ada selisih tipis 0,4 persen antara Gerindra dan PDIP.
Sementara itu, di peringkat ketiga ada Partai Golkar dengan tingkat keterpilihan 11,5 persen, PKB 9 persen, PKS 6,1 persen, NasDem 5,6 persen, Demokrat 4,8 persen, dan PAN 4,7 persen.
PPP, partai yang kini duduk di parlemen, elektabilitasnya hanya 2,3 persen. Sedikit di atas Partai Solidaritas Indonesia alias PSI. Partai yang dipimpin oleh putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu hanya memperoleh elektabilitas sebanyak 2,2 persen.
Sementara itu versi Indikator Politik, PDIP berada di peringkat pertama dengan angka 20,7 persen, Gerindra 16,4 persen, Golkar 12,2 persen, PKB 9,2 persen, NasDem 6,1 persen, PKS 6,1 persen, Demokrat 6 persen, dan PAN 5,6 persen.
Versi Charta Politika, PDIP 22,6 persen, Gerindra 18,8 persen, Golkar 9,3 persen, NasDem 8,8 persen, PKB 8 persen, PKS 6,8 persen dan PAN 4 persen.