Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CEK FAKTA: Uji Klaim Gibran Soal Kesuksesan Food Estate & Swasembada Beras

Berikut fakta mengenai klaim Cawapres Gibran terkait kesuksesan food estate dan swasembada beras dalam debat cawapres kedua.
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya saat tiba dilokasi Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya saat tiba dilokasi Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa proyek food estate tidak gagal secara keseluruhan.

Hal itu disampaikan oleh Gibran pada Debat Keempat atau Debat Cawapres Kedua di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (21/1/2024). Gibran merespons pernyataan Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar dan nomor urut 03 Mahfud MD mengenai kegagalan food estate.

Gibran membenarkan bahwa memang ada yang gagal, tetapi ada juga yang sudah berhasil panen.

"Misalnya, di Gunung Mas Jateng itu sudah panen jagung singkong cek saja nanti ininya cek saja datanya. Intinya adalah warga janhan diberikan narasi-narasi yang menakutkan," katanya, Minggu (21/1/2024).

Adapu,n berdasarkan informasi di situs Kementerian Pertanian (Kementan), pertanaman jagung di lahan Food Estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah yang ditanam sejak 25 Oktober 2023 hingga saat ini tumbuh subur. Penanaman jagung itu ditanam langsung di tanah bukan dalam polybag.

Pada saat itu, pihak Kementan membantah bahwa tanaman jagung yang tumbuh di Food Estate Gunung Mas menggunakan media tanam pot atay polybag.

"Tidak benar bahwa jagung ditanam di polybag. Pertanaman di polybag itu hanya sewaktu percobaan dan awal penanaman untuk mengetahui kesesuaian varietas jagung yang sesuai atau cocok di kondisi lahan dan iklim daerah tersebut. Itu jumlahnya beberapa lajur saja dan di awal pertanaman. Sekarang seluruhnya 4 hektare sudah ditanam di lahan," jelas Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian (BSIP Kementan) Fadjry Djufry.

Sementara itu, Lead Knowledge Generation Koalisi Sistem Pangan Lestari Romauli Panggaben menyebut, klaim Gibran belum dapat dibuktikan.

"Belum dapat dibuktikan, karena saat ini baru rencana panen jagung yang diganti dari singkong," kata Romauli.

Swasembada Beras

Selain itu, Gibran mengatakan bahwa pada periode 2019-2022, Indonesia sudah mengalami swasembada beras.

Adapun, impor beras yang dilakukan pada 2023, menurutnya, karena fenomena El Nino. Dia menyebut bahwa kunci dari penyelesaian masalah itu, yakni melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan di tingkat desa dan nasional secara efektif.

"Impor 2019-2022 kita sudah swasembada beras, karena ini masalah pangan impor, 2019 sampai 2022 kita sebenarnya sudah swasembada beras. Tahun 2023 kita ada impor karena El Nino Pak, ini juga terjadi di belahan dunia," tuturnya.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2019-2022, Indonesia masih melakukan impor beras dari India, Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar.

Pada 2022 jumlahnya mencapai 178.533 ton dari India, 80.182 ton dari Thailand, 81.828 ton dari Vietnam, 84.407 ton dari Pakistan, dan 3.830 ton dari Myanmar.

Tidak hanya itu, berdasarkan pemberitaan Bisnis, menjelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di 2024, Indonesia dipastikan masih akan impor beras untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Presiden Jokowi mengakui bahwa Indonesia terpaksa harus impor beras. Pasalnya, produksi beras selalu menurun.

"Yang kita harapkan adalah kita ini tidak ingin impor beras lagi, tapi itu dalam praktiknya sangat sulit karena produksi kita ini selalu tidak mencapai," kata Jokowi dalam acara pembinaan petani se-provinsi Jawa Tengah di Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media dan 7 panel ahli di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper