Bisnis.com, JAKARTA - Qatar dan Prancis menjadi perantara kesepakatan dengan Israel dan militan Palestina Hamas untuk memberikan obat-obatan mendesak kepada sekitar 45 sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Kedua negara mengatakan bantuan tersebut akan meninggalkan Qatar menuju Mesir pada hari ini Rabu (17/1/2024) sebelum dibawa melintasi perbatasan Rafah.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perjanjian itu berisikan kesepakatan yakni penyaluran obat-obatan serta bantuan kemanusiaan lainnya akan dikirimkan kepada warga sipil di Jalur Gaza sebagai imbalan atas obat-obatan yang dibutuhkan warga Israel yang ditawan Hamas.
Namun, dia tidak merinci berapa jumlah bantuan atau bantuan apa yang akan diberikan kepada warga sipil.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dua pesawat Angkatan Udara Qatar akan mendarat pada hari ini di Mesir dengan obat-obatan yang dibeli di Prancis.
Sebelumnya, Philippe Lalliot, Kepala Pusat Krisis Kementerian Luar Negeri Perancis yang mengatur upaya bantuan, mengatakan negosiasi telah berlangsung selama berminggu-minggu dan ide awal datang dari keluarga beberapa sandera Israel.
Baca Juga
Paket medis khusus selama beberapa bulan, yang dikumpulkan di Prancis, akan dikirimkan ke masing-masing 45 sandera. Komite Internasional Palang Merah akan berkoordinasi di lapangan.
Prancis masih memiliki tiga warga negaranya yang ditahan di Gaza, namun tidak satu pun dari mereka yang membutuhkan pengobatan segera.