Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Desak Peningkatan Skala Konferensi Perdamaian Israel-Palestina

China menyerukan diadakannya konferensi perdamaian internasional berskala lebih besar, lebih otoritatif dan lebih efektif.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyerukan peningkatan skala konferensi perdamaian Israel-Palestina/Bloomberg /AFP/Getty Images
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyerukan peningkatan skala konferensi perdamaian Israel-Palestina/Bloomberg /AFP/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyerukan peningkatan skala konferensi perdamaian Israel-Palestina dan penerapan solusi dua negara sesegera mungkin. 

Berbicara kepada wartawan setelah dialog dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry di Kairo pada Minggu (14/1/2024) waktu setempat, Wang mengatakan bahwa komunitas internasional harus mendengarkan dengan cermat kekhawatiran yang muncul di Timur Tengah.

“China menyerukan diadakannya konferensi perdamaian internasional berskala lebih besar, lebih otoritatif dan lebih efektif, perumusan jadwal dan peta jalan yang spesifik untuk penerapan solusi dua negara, serta dukungan untuk segera dimulainya kembali pembicaraan perdamaian Israel-Palestina," kata Wang sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (15/1/2024).

Menambahkan pernyataan Wang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa penerapan peta jalan tersebut harus mengikat.

“Mengenai waktu dan tempat konferensi serta di mana konferensi akan diselenggarakan, saya pikir hal itu perlu ditentukan oleh semua pihak melalui konsultasi,” kata Mao Ning pada konferensi pers rutin di Beijing, Senin (15/1/2024).

Dirinya menambahkan, China juga akan menyambut baik peran dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk turut mewujudkan hal ini.

Pekan lalu, Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman, sebagai balasan terhadap serangan kelompok tersebut ke kapal-kapal di Laut Merah.

Houthi mengatakan bahwa serangan mereka adalah bentuk dukungan terhadap Palestina dan Hamas, militan Islam yang menguasai Gaza.

Serangan itu memaksa kapal-kapal komersial menempuh rute yang lebih panjang dan mahal di sekitar Afrika, sehingga memicu kekhawatiran mengenai inflasi dan gangguan rantai pasokan. 

China menghindari keterlibatan langsung dalam konflik militer apa pun, tetapi mengatakan bahwa mereka ingin meningkatkan pengaruh, daya tarik, dan kekuatan internasional untuk mengatur konflik melalui diplomasi.

Wang sempat mengatakan pada pekan lalu bahwa Presiden Xi Jinping melakukan komunikasi mendalam dengan para pemimpin Arab Saudi dan Iran untuk membujuk negara-negara Timur Tengah agar “berdamai” atas konflik di masa lalu.

Dia juga mengatakan bahwa pemulihan hubungan yang dilakukan pada 2023 telah memicu "gelombang rekonsiliasi konflik" di seluruh Timur Tengah.

Adapun, Wang saat ini tengah melakukan perjalanan luar negeri melalui Mesir, Tunisia, Togo dan Pantai Gading hingga Kamis mendatang. Diplomat utama China itu juga mengadakan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab mengenai konflik Gaza dan menyatakan keprihatinannya atas Laut Merah.

“Negara-negara berpengaruh, khususnya, perlu memainkan peran yang obyektif, tidak memihak dan konstruktif dalam hal ini,” kata kedua diplomat tersebut dalam pernyataan bersama yang dirilis Kementerian Luar Negeri China, Senin (15/1/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper