Bisnis.com, JAKARTA - China mengawasi ketat proses pemungutan suara untuk pemilihan presiden dan anggota legislatif atau parlemen di Taiwan yang resmi dimulai pada hari ini, Sabtu (13/1/2024).
Dilansir dari Reuters, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa pihaknya kembali melihat balon-balon China melintasi Selat Taiwan menjelang Pemilu ini.
Taiwan mengecam upaya mata-mata China melalui balon yang melintasi selat. Langkah tersebut dianggap sebagai perang psikologis dan ancaman terhadap keselamatan penerbangan dalam sebulan terakhir.
Di samping itu, menjelang pemilu ini China sempat berulang kali menyebut salah satu kandidat Presiden, Lai Ching-te sebagai separatis berbahaya.
Sekadar informasi, Lai Ching-te adalah kandidat yang memperjuangkan identitas Taiwan yang terpisah dan menolak klaim teritorial China. Lai juga berkomitmen untuk menjaga perdamaian di Selat Taiwan, dan terus meningkatkan pertahanan pulau itu.
“Setiap suara dihargai, karena ini adalah demokrasi yang diperoleh dengan susah payah di Taiwan,” ujarnya sebelum memberikan suara pada Pemilu kali ini.
Baca Juga
Adapun, Lai menghadapi dua lawan untuk menjadi presiden yakni Hou Yu-ih dari partai oposisi terbesar Taiwan, Kuomintang (KMT), dan mantan Wali Kota Taipei Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan (TPP) kecil, yang baru didirikan pada tahun 2019.
Untuk Ko, dia dikabarkan telah mendapatkan basis dukungan yang besar, terutama di kalangan pemilih muda, karena fokus pada isu-isu penting seperti tingginya biaya perumahan.
Di sisi lain, pemilihan parlemen juga tak kalah penting untuk memantau kebijakan presiden baru dalam mengesahkan undang-undang krusial dan belanja negara, terutama untuk pertahanan.
Sebagai informasi, pemungutan suara dibuka selama delapan jam dan ditutup pada pukul 04.00 (0800 GMT). Adapun, Presiden Tsai Ing-wen secara konstitusional dilarang untuk mencalonkan diri lagi setelah dua masa jabatan.