Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Temuan PPATK, PSN Jadi Bancakan ASN dan Politikus hingga Transaksi Jumbo Parpol

Temuan-temuan PPATK itu membuka kedok berbagai modus transaksi mencurigakan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Ketua PPATK Ivan Yustiavandana usai mengikuti agenda Rapat Koordinasi Tahunan PPATK di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2023). JIBI/Bisnis- Szalma Fatimarahma
Ketua PPATK Ivan Yustiavandana usai mengikuti agenda Rapat Koordinasi Tahunan PPATK di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2023). JIBI/Bisnis- Szalma Fatimarahma

Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kembali memaparkan hasil temuannya selama tahun 2023. Temuan-temuan PPATK itu membuka kedok berbagai modus transaksi mencurigakan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN)

Salah satu temuan lembaga intelijen keuangan yang paling menarik adalah dugaan aliran dana PSN ke kantong Aparatur Sipil Negara hingga politikus.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengakui bahwa 36,81% dari total dana PSN telah masuk ke rekening subkontraktor. PPATK mengidentifikasi bahwa transaksi dana tersebut memang berkaitan dengan kegiatan operasional pembangunan. 

Namun, sebesar 36,67% transaksi dana pada PSN diduga digunakan bukan untuk pembangunan proyek melainkan untuk kepentingan pribadi. 

"Hasil pemeriksaan mendalam terhadap transaksi yang tidak terkait dengan pembangunan proyek, terindentifikasi mengalir ke pihak-pihak yang memiliki profil ASN, politikus serta dibelikan aset dan investasi oleh para pelaku," terang Ivan pada Konferensi Pers Refleksi Akhir 2023 dan Proyeksi Kerja serta Langkah-langkah Strategis PPATK 2024 di Kantor PPATK, Jakarta, Rabu (10/1/2024). 

PPATK tidak memerinci lebih lanjut mengenai apa saja PSN yang dimaksud. Lembaga intelijen keuangan negara itu juga enggan mengungkap berapa nilai nominal perputaran dana pada dugaan korupsi tersebut. 

Kendati demikian, Plt Deputi Bidang Analisis dan Pemeriksaan PPATK Danang Tri Hartono pada kesempatan yang sama mengisyaratkan bahwa kasus-kasus dimaksud sudah ada yang ditangani oleh penegak hukum.

"Terkait dengan [PSN, red] ya bisa dilihat kasus-kasus belakangan ini yang terkait PSN ini apa proyek apa saja. Itu sudah dilakukan penyidikan oleh penyidik, dan sudah diekspose media massa, sehingga bisa disimpulkan sendiri," ujarnya. 

Adapun PPATK telah menyampaikan 1.178 Laporan Hasil Analisis (LHA) terkait dengan 1.847 Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) sepanjang Januari-November 2023.

Transaksi Terkait Parpol Naik

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga mengungkap bahwa transaksi yang terjadi pada rekening pengurus dan anggota partai politik (parpol) meningkat dengan pesat sepanjang 2022-2023. 

Kepala PPATK Ivan Yustiavanda awalnya menjelaskan bahwa terdapat 6 juta nama anggota atau pengurus parpol yang terdata di Indonesia. Berdasarkan hasil pemadanan data itu dengan data milik PPATK, ditemukan 449.607 laporan yang diterima terkait dengan nama anggota maupun pengurus dari 24 parpol. 

Ivan mencatat bahwa total nominal transaksi dari 24 parpol tersebut mencapai Rp80 triliun untuk periode sepanjang 2022-2023. Menurutnya, setiap parpol mengalami kenaikan 400% hingga 2.400% jelang Pemilu 2024. 

"Jadi memang naik semua itu transaksinya. Tadi misalnya transaksinya cuma Rp1 miliar, tiba-tiba [naik ke] Rp10 miliar. Dari Rp100 juta tiba-tiba Rp2 miliar di rekening-rekening yang tadi saya sampaikan di depan," tuturnya pada Konferensi Pers Refleksi Akhir 2023 dan Proyeksi Kerja serta Langkah-langkah Strategis PPATK 2024 di Kantor PPATK, Jakarta, Rabu (10/1/2024). 

Secara umum, PPATK mencatat ada 704 juta rekening baru yang dibuka di 2022 sampai dengan kuartal III/2023 atau September 2023. Jumlah tersebut dilihat dari Customer Identification Form (CIF). 

Dari 704 juta rekening baru itu, sebanyak 53 juta rekening dibuka oleh pihak korporasi dan 650 juta oleh individu. Namun, terang Ivan, data tersebut merupakan data umum yang tidak menunjukkan adanya transaksi mencurigakan maupun kecenderungan tindak pidana.

"Kita lihat saja kecenderungannya ini naik atau turun. Kalau naik kita [lihat] kemudian tujuan pembukaan rekening ini apa," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper