Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia siap bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam menyelesaikan code of conduct (COC) untuk Laut China Selatan.
Dilansir Reuters pada Selasa (9/1/2024), pembahasan rancangan kode etik tersebut telah lama tertunda, sedangkan banyak negara di Asia Tenggara beradu klaim perihal wilayah Laut China Selatan dengan China.
“Di Laut China Selatan, Indonesia siap bekerja sama dengan seluruh negara anggota Asean termasuk Filipina untuk menyelesaikan code of conduct secepatnya,” kata Retno dalam konferensi pers di Manila, dikutip Selasa (9/1/2024).
Sebagai informasi, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) bersama China telah bernegosiasi untuk menciptakan kerangka kode etik tersebut selama bertahun-tahun.
Rencana untuk menciptakan code of conduct terkait Laut China Selatan bahkan telah ada sejak dua dekade lalu, tepatnya 2002.
Namun, kemajuannya berjalan lambat, meskipun sebagian besar pihak menyatakan berkomitmen mempercepat prosesnya.
Baca Juga
China bersikukuh dengan klaim ‘sembilan garis putus-putus’ terhadap Laut China Selatan, yang mengacu pada peta negeri tirai bambu tersebut.
‘Sembilan garis putus-putus’ merupakan batas imajiner berbentuk melingkar sejauh 1.500 km di selatan daratan China. Garis batas imajiner ini memotong zona ekonomi eksklusif (ZEE) beberapa negara, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Permasalahan ini sempat dibawa ke meja pengadilan arbitrase internasional pada 2016. Keputusan pengadilan menyatakan bahwa sebagian besar klaim China tidak valid, sementara China dengan tegas menolak keputusan tersebut.