Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah populasi Jawa Tengah (Jateng) memang kalah dibandingkan dengan Jawa Barat dan Jawa Timur. Tetapi, dari sisi politik, Jawa Tengah laik diperhitungkan, banyak partai atau elite politik berusaha mengeruk suara di daerah yang sering disebut sebagai kandang banteng.
Kandang banteng merujuk kepada istilah basis pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Partai ini mendominasi perolehan suara, hampir di setiap kontestasi politik. Pada tahun 2009, misalnya, PDIP memperoleh suara sebanyak 21,93 persen. Tren itu berlanjut hingga tahun 2019, PDIP tampil sebagai pemenang dengan angka 29,56 persen.
Namun demikian, pada Pemilu 2024, kandang banteng mendapat banyak tantangan. Mereka dilanda krisis internal usai manuver politik keluarga Jokowi. Meski telah mengusung, Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah sebagai calon presiden, tren elektabilitas PDIP justru terus turun.
Di sisi lain, para lawan politik PDIP, juga ingin mengincar suara di Jawa Tengah. Salah satunya adalah calon presiden, Anies Baswedan. Anies bahkan optimistis bisa memperoleh suara maksimal di Jateng.
“[Jateng] bukan satu provinsi yang didominasi satu partai. PKB ini mempunyai kekuatan yang tidak kalah besar,“ ujar Anies saat kampanye di Jawa Tengah, belum lama ini.
Jateng, jika mengacu kepada hasil Pipres 2019, memang didominasi oleh pemilih PDIP. Namun demikian, dengan basis kaum Nahdliyin yang cukup kuat, Jateng juga menjadi lumbung suara bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Di provinsi ini, PKB adalah runner up, perolehan suara pada 2019 lalu mencapai 14,09 persen.
Baca Juga
Tak hanya Anies, paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, juga menyatakan akan berupaya untuk menaklukan Jateng. Sekretaris DPD I Partai Golongan Karya (Golkar) Jawa Tengah, Juliyatmono, bahkan sesumbar bahwa hasil survei saat ini menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran unggul di 15 kabupaten/kota di Jateng.
Tren pasangan Prabowo-Gibran makin disukai masyarakat Jateng. Sehingga di sisa waktu tinggal 50 hari menjelang Pemilu 2024, KIM akan bekerja keras untuk memenangkan Prabowo-Gibran di provinsi ini. “Target kami Prabowo-Gibran menang dengan perolehan minimal 50 persen plus satu di Jateng,” kata Juliyatmono.
Gibran memiliki banyak keuntungan di Jawa Tengah. Secara biologis, dia merupakan putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang dulu didukung oleh PDIP dari wali kota, gubernur, hingga presiden. Pada Pilpres 2019 lalu, Jokowi bahkan berhasil menang di Jawa Tengah dengan angka mutlak, 77,26 persen.
Bagaimana Tren Survei?
Pulau Jawa menjadi medan pertempuran paling sengit antara kandidat calon presiden (capres) dan partai politik. Mereka semua mengharapkan suara optimal di wilayah padat penduduk ini.
Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa mencapai 154,28 juta atau sekitar 56 persen dari total populasi tahun 2022 sebanyak 275,7 juta.
Sementara dari jumlah populasi tersebut, Komisi Pemilihan Umum atau KPU telah menetapkan sebanyak 204,8 juta daftar pemilih tetap (DPT), dengan jumlah 56,3 persen atau 115,37 adalah pemilih yang tinggal di Pulau Jawa.
Jika melihat riwayat Pemilu 2019 lalu, Pulau Jawa adalah battleground yang cukup sengit antara pendukung Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, melawan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Prabowo-Sandi menguasai Pulau Jawa bagian Barat (Banten dan Jawa Barat), kecuali DKI Jakarta. DKI Jakarta dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Amin.
Sedangkan Jokowi Amin berhasil menang mutlak di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, hingga Jawa Timur. Kemenangan Jokowi-Amin di tiga provinsi mencapai lebih dari 60 persen. Di Jawa Tengah, Jokowi-Amin bahkan berhasil menang dengan perolehan suara sebanyak 77,26 persen.
Raihan suara Jokowi di Jateng, Jatim, dan DIY menjadi kunci kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019 lalu. Lalu bagaimana potensi pada Pemilu 2024?
Sejumlah lembaga survei sebenarnya telah mempublikasikan hasil sigi terbaru mereka. Prabowo-Gibran masih mendominasi hampir semua lembaga survei dengan tingkat elektabilitas di atas 40 persen.
Survei Centre for Stratregic and International Studies, misalnya, menempatkan elektabilitas mantan Komandan Jenderal Kopassus itu di angka 43,7 persen. Namun demikian, di Jawa Tengah, tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran hanya 36,4 persen atau masih kalah dengan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang mencapai 43,5 persen. Anies hanya 13 persen.
Meski lebih rendah di Jawa Tengah, Prabowo-Gibran mendominasi elektabilitas di hampir semua provinsi di Jawa. Di Jakarta-Banten, misalnya, tingkat keterpilihan mereka di angka 35,2 persen. Sama kuat dengan Anies-Muhaimin di angka 32,5 persen. Di Jawa Barat, elektabilitas paslon nomor urut 2 itu mencapai 50,9 persen, Jawa Timur 52 persen.
Sementara itu, survei versi Indikator Politik juga mengungkap kecenderungan yang sama. Jateng dan DIY tetap menjadi basis pemilih Ganjar Pranowo. Sementara Prabowo menang hampir di semua wilayah Indonesia. Elektabilitas Ganjar Mahfud di Jateng sebanyak 44,9 persen, Prabowo-Gibran 36,6 persen, dan Anies-Muhaimin hanya 12 persenan.
Meski tetap mendominasi Jateng, namun tren elektabilitas Ganjar mengalami penurunan dibandingkan dengan periode survei sebelumnya. Pada periode survei 23 Novemer sampai dengan 1 Desember 2023, misalnya, elektabilitas Ganjar mencapai 50,6 persen di Jateng dan DIY.
Ganjar Klaim Jateng Solid
Sementara itu, Ganjar Pranowo, dalam beberapa pekan ini terusmelakukan konsolidasi kekuatan di basis suara PDI Perjuangan (PDIP). Konsolidasi kekuatan dilakukan untuk mengunci dukungan rakyat Jawa Tengah untuk paslon Ganjar-Mahfud.
Ganjar meyakini, dukungan dan solidaritas yang telah terbentuk dari berbagai kalangan terutama akar rumput menjadi modal dan amunisi yang penting untuk pemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Ganjar usai berkonsolidasi bersama TPD, TPC, caleg dan relawan se-Kabupaten Karanganyar di Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.
"Jadi ada partai pengusung dengan relawan mereka sudah kompak. Bahkan beberapa di antaranya sudah membagi tempat sehingga masing-masing sudah ada targetnya," ujar Ganjar, dalam siaran resminya, dikutip Selasa (26/12/2023).
Sebelum ke Sragen, Ganjar telah berkeliling ke Magelang, Temanggung dan Wonosobo. Sebelum ke Sragen, Ganjar juga telah menemui tim pemenangan di Solo dan Karanganyar.
Untuk Solo Raya dan Sragen, Ganjar meyakini soliditas dukungan yang terbentuk dari relawan seluruh partai koalisi pendukung PDIP, PPP, Hanura dan Perindo semakin menguat.
"Kalau di Sragen, Solo Raya insya Allah solid, kita mau memastikan saja karena konsolidasinya sebelum saya datang mereka sudah bekerja," kata Ganjar.