Bisnis.com, SOLO - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali melakukan proses penelaahan lebih lanjut atas dugaan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Penelaahan tersebut dilakukan terhadap platform equity crowdfunding PT Santara Daya Inspiratama (Santara), perusahaan milik Bossman Mardigu Wowiek.
Diketahui, OJK melarang Santara untuk menambah jumlah penerbit yang melakukan penawaran efek dan melarang untuk menambah pemodal.
Mardigu Wowiek memang menjadi salah satu sosok yang populer dan banyak diperbincangkan belakangan ini. Sebelum perusahaannya kembali diperiksa OJK, dia sempat memberikan pernyataan yang viral.
Dilansir dari YouTube Abraham Samad, Mardigu Wowiek bahkan berani membandingkan Jokowi dengan Vladimir Putin, Erdogan, hingga Xi Jinping.
Pada acara tersebut, Mardigu Wowiek diundang dalam kapasitasnya sebagai praktisi intelijen.
Baca Juga
Namun Bisnis menemukan hal menarik dari apa yang disampaikan Mardigu Wowiek kepada Abraham Samad, salah satunya adalah menyebut Jokowi mirip Putin dan Xi Jinping soal kekuasaan.
"Entah mengapa, karena saya berangkatnya dari geopolitik. Saya melihat, tokoh pertama yang ingin forever menjadi raja adalah Putin. Putin itu sejak tahun 2000 memimpin Rusia. Padahal jika merujuk demokrasi, paling lama ya 2 atau 3 kali jabatan," kata Mardigu Wowiek.
"Tapi dia bikin, jabatan dia sampai 2036. Dia sudah mendesain, dirinya berkuasa di Rusia hingga tahun 2036," tambahnya.
Pria yang juga dikenal dengan Bossman Mardigu tersebut kemudian menyebut kembali dua tokoh yang dinilai ingin berkuasa dalam waktu yang cukup lama lainnya, yakni Erdogan dan Xi Jinping.
"Kemudian yang kedua Erdogan, sama 24 tahun juga menguasai Turki. Rapi. Bahkan kemarin ada tentara muda yang ingin kudeta, rapi lagi," ujarnya.
"Kemudian yang ketiga adalah Xi Jinping, dia sudah memimpin Tiongkok sejak tahun 2013. Kalau perlu dia akan membuat bagaimana bisa dia menjabat hingga 2037," ia menambahkan.
Menurut keterangan Mardigu Wowiek, Indonesia sedang berada di jalur yang sama dengan ketiga negara yang dipimpin tiga sosok tersebut.
Ia bahkan bertanya, apakah di benak pemimpin RI saat ini muncul argumen bahwa hanya dia yang bisa membuat negera ini jadi negara besar.
"Tapi entah bagaimana, di Indonesia kok ikut. Segitu ingin berkuasanya apakah pendapat di kepalanya apa gue satu-satunya orang yang bisa mengelola negara ini menjadi negara besar?" tanyanya.
Pada tahun 2019, Mardigu bahkan sudah memprediksi jika Capres dan Cawaprs 2024 akan diisi oleh Prabowo yang berpasangan dengan Jokowi.
Akan tetapi ia terkejut saat pada akhirnya Gibran yang ditunjuk sebagai perpanjangan tangannya.
"Boleh dicek, saya mulanya memprediksi bahwa yang akan maju selanjutnya adalah Prabowo-Jokowi. Prediksi itu saya buat pada tahun 2019. Cuma yang bikin saya terkejut, oh ternyata Gibran yang jadi," ungkap Mardigu.