Bisnis.com, JAKARTA - Enam sandera asal Thailand yang diculik dan ditahan selama berminggu-minggu di Jalur Gaza oleh Hamas akan tiba kembali di negaranya pada Senin (4/12/2023).
Melansir CNA, puluhan ribu warga Thailand bekerja di Israel, sebagian besar di sektor pertanian, ketika militan Palestina menyerbu perbatasan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 240 orang, menurut pihak berwenang Israel.
Setidaknya 32 warga Thailand diculik oleh Hamas, dan Kementerian Luar Negeri Bangkok dan kelompok muslim Thailand berupaya membebaskan mereka.
Pada hari Senin (4/12/2023), sekitar pukul 14.00 waktu setempat, enam orang diperkirakan akan mendarat di bandara Ibu Kota Suvarnabhumi setelah ditahan selama berminggu-minggu.
Sejak dibebaskan, kelompok tersebut telah menjalani masa pemulihan di sebuah rumah sakit di Israel ketika pihak berwenang membuat persiapan untuk menerbangkan mereka pulang.
Hal ini menyusul 17 warga negara Thailand yang telah dibebaskan pada akhir November, selama gencatan senjata sementara.
Sembilan warga Thailand lainnya masih menjadi sandera yang disandera oleh militan Palestina selama serangan lintas batas ke Israel pada bulan Oktober, menurut Kementerian Luar Negeri Bangkok.
Israel telah menanggapi serangan Hamas pada 7 Oktober dengan serangan udara, artileri, dan angkatan laut besar-besaran di samping serangan darat ke Gaza, yang menewaskan lebih dari 15.500 orang, sebagian besar warga sipil, menurut para pejabat Palestina.
Sebanyak 30.000 warga negara Thailanad berada di Israel ketika serangan terjadi. Sebagian besar dari mereka adalah pekerja migran dari provinsi miskin di Timur Laut Thailand.
Tiga puluh sembilan warga Thailand tewas dan 19 luka-luka dalam perang tersebut, dan negara tersebut mengevakuasi lebih dari 8.500 penduduknya, menurut kementerian luar negeri Thailand.