Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Harian Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Tirta Juwana Darmadji atau Alex Tirta diperiksa sekitar 9 jam di Bareskrim Mabes Polri.
Pantauan Bisnis di lokasi, bos Hotel Alexis itu tiba di Bareskrim pada pukul 08.43 WIB. Dia hadir mengenakan kemeja putih didampingi kuasa hukumnya. Selang sembilan jam atau pada 18.20 WIB, Alex selesai menjalani pemeriksaan.
Dia menyampaikan bahwa keterangan yang diberikan kali ini merupakan pemeriksaan lanjutan dari sebelumnya. Singkatnya, pemeriksaan kali ini untuk memperjelas keterkaitannya dengan kasus yang menjerat Firli Bahuri.
"Saya cuma jawab pemeriksaannya ini melanjutkan yang lalu pemeriksaan di Polda. Jadi hanya sekarang memperjelas itu semua aja," kata Alex di Bareskrim, Jumat (1/12/2023).
Meskipun tidak menjelaskan secara gamblang, bos hotel Alexis itu mengatakan dia diperiksa seputar rumah di Jalan Kertanegara No.49, Jakarta Selatan. Adapun, Alex dihujani 13 pertanyaan selama diperiksa.
"Ya sekitar [rumah No.46 di Jalan Kertanegara] itu saja," tambahnya.
Baca Juga
Alex diketahui sudah membeberkan seluk beluk rumah di Kertanegara yang disebut sebagai rumah singgah Firli Bahuri.
"Pemilik rumah Kertanegara no 46 Jaksel adalah E, dan yang menyewa rumah Kertanegara No.46 Jaksel adalah Alex Tirta," kata Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan, Selasa (31/10/2023).
Alex disebut Ade menyewa rumah di jalan Kertanegara itu sebesar Rp650 juta per tahun.
"Sewanya sekira Rp650 juta setahun," tutur Ade.
Sebagai informasi, Alex Tirta atau Tirta Juwana Darmadji merupakan sosok yang berpengaruh di dunia olahraga Tanah Air, khususnya bulu tangkis.
Dia telah menjabat beberapa posisi strategis di dunia bulu tangkis Indonesia mulai dari Ketua Pengurus Kota PBSI Jakarta Utara hingga kini menjadi Ketua Harian PBSI pada periode 2020-2024.
Selain terkenal di dunia olahraga, Alex Tirta juga sukses menjalankan bisnis pariwisata. Dia disebut sebagai bos dari Hotel Alexis. Namun, pada era kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, hotel itu ditutup pada 2017.