Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa angkatan bersenjata Israel siap untuk melanjutkan serangan jika gencatan senjata di Jalur Gaza dilanggar.
Dia menyatakan akan melakukan hal yang diperlukan dan jika rencana itu dilanggar, maka tentaranya tahu hal yang harus mereka lakukan.
“Kami akan bertindak bijaksana, dan, setelah hari-hari gencatan senjata berakhir, kami akan kembali berperang. Mungkin, kami harus melakukan hal itu lebih awal; mungkin, akan ada pelanggaran [terhadap gencatan senjata], dan kami tidak akan tinggal diam," katanya, dilansir TASS, Kamis (23/11/2023).
Netanyahu menekankan bahwa Israel memprioritaskan pemulangan seluruh sandera sesuai dengan rencana yang telah disetujui, namun tidak berarti bahwa kelompok Hamas di Jalur Gaza akan diberikan kebebasan total.
Lebih lanjut, dia mencatat bahwa militer Israel memiliki perintah untuk mengambil tindakan jika adanya ancaman secara langsung.
Gencatan senjata sebelumnya disepakati setelah pertemuan khusus selama berjam-jam. Pemerintah Israel menyetujui rencana yang mengatur pemulangan setidaknya 50 sandera dari Jalur Gaza dalam waktu 4 hari, setelah itu operasi militer di daerah tersebut akan dilanjutkan.
Baca Juga
Kementerian Kehakiman Israel menerbitkan daftar 300 sandera Palestina yang mungkin dibebaskan berdasarkan perjanjian tersebut, pada Rabu (22/11/2023).
Hamas kemudian mengumumkan kesepakatan dengan Israel, yang dicapai melalui mediasi Qatar dan Mesir, mengenai gencatan senjata kemanusiaan selama 4 hari di Gaza, pada Rabu (22/11/2023).
Lalu Hamas menegaskan bahwa perjanjian tersebut mencakup pembebasan 50 perempuan dan anak-anak berusia di bawah 19 tahun sebagai imbalan atas pembebasan sandera yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa Israel akan menghentikan permusuhan selama 1 hari untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan. Hamas saat ini menahan lebih dari 200 orang.
Seperti diketahui, situasi di Timur Tengah tiba-tiba meningkat setelah serangan bersenjata militan Hamas dari Jalur Gaza ke Israel, pada 7 Oktober 2023.
Hamas menganggap serangan tersebut merupakan respons atas tindakan otoritas Israel terhadap Masjid Al Aqsa di Temple Mount di Yerusalem.
Israel mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza dan mulai melakukan serangan terhadap wilayah tersebut dan wilayah tertentu di Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat.