Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Rumah Sakit (RS) Nasser di Kota Khan Younis, Gaza Selatan Nahed Abu Taaema mendapat informasi soal tank Israel yang mengepung RS Indonesia di Gaza.
RS Indonesia yang didirikan pada 2016 dengan pendanaan dari organisasi di Indonesia, sebagian besar telah berhenti beroperasi, tetapi masih memberi perlindungan bagi pasien, staf, dan warga yang mengungsi.
“Kami mendapat informasi sebelumnya bahwa tank sedang mengepung RS Indonesia. Sayangnya, komunikasi di sana hampir terputus. Kami sangat prihatin dengan nasib rekan-rekan kami, nasib korban luka dan pasien serta orang-orang (pengungsi) yang mungkin masih berlindung di sana. Tidak ada ambulans yang bisa menjangkau mereka, dan kami khawatir korban luka akan meninggal,” katanya.
Melansir Reuters, para pejabat kesehatan mengatakan sedikitnya 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat tembakan dari tank-tank Israel yang mengepung RS Indonesia
Selain itu, ada 700 pasien beserta stafnya mendapat serangan dari pasukan Israel.
Israel mengatakan pasukannya di Gaza menargetkan infrastruktur dan menuduh Hamas mengobarkan perang di rumah sakit, yang dibantah oleh kelompok Islam tersebut.
Baca Juga
Israel juga telah memerintahkan evakuasi menyeluruh di wilayah Utara, namun ribuan warga sipil masih bertahan, banyak yang mencari perlindungan di rumah sakit.
Selain itu, bahan bakar dan obat-obatan telah habis di seluruh wilayah tersebut akibat pengepungan Israel selama 6 pekan.
Pertempuran Sengit
Para saksi mata juga melaporkan terjadinya pertempuran sengit antara orang-orang bersenjata Hamas dan pasukan Israel yang berusaha memasuki kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara, yang menampung 100.000 orang.
Petugas medis Palestina mengatakan bahwa pemboman Israel yang berulang-ulang terhadap Jabalia yang merupakan bekas kamp pengungsi Palestina akibat perang Israel-Arab 1948, telah menewaskan sejumlah warga sipil.
Di ujung lain Jalur Gaza, para pejabat kesehatan mengatakan setidaknya 14 warga Palestina tewas dalam dua serangan udara Israel terhadap rumah-rumah di Kota Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.
Ratusan ribu warga Gaza yang melarikan diri dari wilayah Utara berlindung di wilayah Selatan termasuk Rafah.
Militer Israel mengeluarkan pernyataan dengan video serangan udara dan pasukan yang melakukan kunjungan dari rumah ke rumah di Gaza, bahwa mereka membunuh tiga komandan kompi Hamas dan satu pasukan pejuang Palestina, tanpa memberikan lokasi spesifik.