Bisnis.com, JAKARTA - Di bawah cakar burung Garuda, lambang kebanggaan Indonesia, tersemat semboyan nasional yang penuh makna: Bhinneka Tunggal Ika.
Dari bahasa Jawa Kuno, frasa ini memiliki arti dalam keberagaman terdapat kesatuan, mengukuhkan prinsip keberagaman yang menghiasi kekayaan budaya Indonesia.
Sejarah Semboyan Bhineka Tunggal Ika
Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" telah lama menggema sebagai dasar keberagaman dan persatuan di Indonesia. Frasa ini bukan hanya sekadar semboyan negara, tetapi juga melambangkan keseluruhan makna yang bersifat mendalam, merangkum prinsip keberagaman dan persatuan bangsa.
Sejarah semobayan yang penuh filosofi ini dimulai dari sebuah kakawin monumental, Kakawin Sutasoma, karya Mpu Tantular pada abad ke-14.
Kakawin ini, ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan menggunakan aksara Bali, menjadi bagian sastra yang memiliki nilai sejarah tinggi, terutama karena kutipan Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat pada pupuh 139 bait 5.
Dalam kakawin tersebut, frasa ini ditemukan sebagai kutipan yang berbicara tentang perbedaan agama dan kebenaran hakiki yang bersifat tunggal meskipun terpecah belah. Dalam kalimat Jawa Kuno, frasa ini secara harfiah bermakna "Berbeda-beda, namun tetap satu jua".
Baca Juga
Dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Moh Yamin pertama kali mengucapkan frasa Bhinneka Tunggal Ika, diikuti oleh respons dari I Gusti Bagus Sugriwa yang menambahkan "Tan hana dharma mangrwa".
Pendapat lain menyebutkan bahwa Bung Karno adalah tokoh yang mengusulkan frasa ini setelah kemerdekaan Indonesia, terutama saat dirumuskannya lambang negara Garuda Pancasila.
Pada tahun 1951, dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tentang Lambang Negara, Bhinneka Tunggal Ika ditulis dalam huruf Latin sebagai bagian dari lambang negara.
Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan juga cerminan dari prinsip hidup bangsa Indonesia.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika menyiratkan nilai-nilai tentang pentingnya keberagaman yang dihargai, toleransi antar-sesama, persatuan dalam perbedaan, serta landasan kuat dalam membangun negara.
Dengan begitu, Bhinneka Tunggal Ika tetap menjadi pijakan yang kuat dalam mengukir sejarah Indonesia sebagai bangsa yang berdiri kokoh dalam keberagaman.
Makna dan Arti Semboyan Bhineka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi kesatuan Indonesia:
1. Keberagaman dalam Kesatuan
Semboyan ini menjadi cerminan bahwa keberagaman budaya, agama, dan suku di Indonesia adalah kekuatan yang mempersatukan, bukan memecah belah.
2. Toleransi dan Saling Menghormati
Makna ini menekankan pentingnya toleransi dan saling menghormati antar-sesama, meskipun berbeda.
3. Persatuan dalam Perbedaan
Meski terdapat perbedaan, Bhinneka Tunggal Ika menegaskan bahwa bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang kokoh.
4. Kekayaan Budaya Indonesia
Sebagai perwakilan dari kekayaan budaya Indonesia, semboyan ini mencerminkan berbagai tradisi, bahasa, kesenian, dan adat istiadat yang beragam, warisan yang harus dilestarikan.
5. Landasan Persatuan dan Kesatuan
Sebagai landasan utama persatuan dan kesatuan bangsa, Bhinneka Tunggal Ika menjadi perekat yang mengikat keberagaman Indonesia.
6. Menghargai Keragaman
Semboyan ini memberikan motivasi untuk menghargai dan mengembangkan keragaman sebagai bagian dari identitas bangsa.
7. Menanamkan Loyalitas dan Nasionalisme
Tujuannya adalah menanamkan rasa loyalitas dan nasionalisme dalam batin masyarakat Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya menjadi semboyan, tetapi juga menjadi prinsip hidup, semangat, dan filosofi yang menguatkan keberadaan Indonesia sebagai bangsa yang beragam namun tetap utuh dalam persatuan.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika menjadi tanda kebanggaan, nilai kearifan, serta landasan yang kokoh bagi Indonesia dalam menghadapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.