Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Israel Isaac Herzog tidak akan menurunkan kekuatan militer di Gaza dalam waktu dekat untuk mencegah kelompok militan Hamas muncul kembali setelah perang sebagai upaya pendudukan.
Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden justru memperingatkan Israel bahwa menduduki Gaza akan menjadi sebuah kesalahan besar.
"Jika kita mundur, lalu siapa yang akan mengambil alih [Gaza]? Kita tidak bisa meninggalkan wilayah kosong," kata Herzog dalam wawancara dengan The New York Times, dilansir dari Reuters, Kamis (16/11/2023).
Menurutnya, ada banyak usulan pengelolaan Gaza usai perang berakhir. Namun, yang pasti adalah kekuatan militer yang maksimal akan mencegah Hamas kembali.
Herzog juga mengatakan bahwa pemerintah Israel sedang mendiskusikan banyak gagasan terkait pengelolaan Gaza setelah perang berakhir, termasuk asumsi AS dan sekutu lainnya akan terlibat di dalamnya.
Di sisi lain, Biden mengaku telah menjelaskan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa menduduki Gaza akan menjadi sebuah kesalahan besar.
Baca Juga
Diketahui, Otoritas Palestina yang menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel, mengatakan Gaza, yang dikuasai Hamas sejak 2007, merupakan bagian integral dari apa yang duharapkan Palestina di masa depan.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas, tetapi belum mengajukan rencana untuk menentukan siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang.
Netanyahu mengatakan bahwa Israel harus mempertahankan tanggung jawab keamanan keseluruhan di Gaza untuk jangka waktu yang tidak terbatas. (Syahra Fauzia)