Bisnis.com, JAKARTA - Riset Populix bertajuk 'Expectations of Young Voters in the 2024 Indonesian Presidential Election' mengungkap beberapa kriteria milenial dan generasi Z soal karakteristik presiden dan tokoh politik pilihannya.
Hasil survei mengungkap lima karakteristik utama yang menjadi pertimbangan anak muda dalam memilih tokoh-tokoh masyarakat dan pemimpin pada pemilu 2024, yaitu memiliki jiwa kepemimpinan (82%), memiliki visi dan kebijakan yang jelas (76%), intelektual dan cerdas (76%), terampil memecahkan masalah (72%), dan berintegritas (69%).
Head of Social Research Populix Vivi Zabkie menjelaskan bahwa karakteristik tersebut merupakan kecenderungan umum, namun masih terbagi lagi dalam beberapa faktor sesuai dengan latar belakang responden.
"Tingkat ekonomi memengaruhi preferensi antara pertumbuhan bisnis dan redistribusi pendapatan, sementara pendidikan dan generasi memainkan peran dalam keterlibatan politik dan prioritas kebijakan. Faktor etnisitas dan ras memberikan dimensi tambahan, menciptakan gambaran dinamis dari beragam nilai dan aspirasi dalam demokrasi," ujar Vivi dalam keterangannya, dikutip Sabtu (11/11/2023).
Sebagai contoh, pemilih yang memiliki pendapatan yang tinggi cenderung memprioritaskan isu-isu ekonomi, seperti pertumbuhan bisnis, investasi, dan pengurangan regulasi, sebagai fokus utama dalam agenda politik mereka.
Sebaliknya, individu dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah cenderung memberikan dukungan kepada partai atau kandidat yang mendorong kebijakan untuk redistribusi pendapatan, melaksanakan program kesejahteraan sosial, dan mempromosikan kesetaraan ekonomi.
"Masyarakat di tingkat pendapatan rendah melihat bahwa upaya-upaya semacam itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mengurangi kesenjangan pendapatan," jelasnya.
Adapun, individu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih aktif dalam dunia politik. Mereka memilih untuk bergabung dalam organisasi politik atau terlibat dalam diskusi politik. Tingkat partisipasi yang lebih tinggi ini memberikan mereka pengaruh yang lebih besar dalam pembentukan kebijakan dan memungkinkan mereka untuk membuat keputusan pemilihan yang lebih terinformasi.
"Pendidikan memberikan keterampilan berpikir kritis, memperluas akses terhadap informasi, dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu-isu sosial. Semua faktor ini berkontribusi dalam mempengaruhi keputusan mereka dalam pemilu dan preferensi mereka terhadap kebijakan yang dicanangkan oleh para kandidat," tutupnya.
Sebagai informasi, kajian ekspektasi pemilih muda Populix ini memadukan riset kuantitatif dan kualitatif. Riset kuantitatif dilakukan melalui survei terhadap 1.000 responden milenial dan generasi Z. Kajian dilengkapi dengan studi kualitatif yang dilakukan melalui FGD bersama dengan 16 partisipan.