Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK Sebut Boikot Tak Mempan untuk Sentil Israel, AS Kuncinya

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan perlunya upaya kolektif dari seluruh negara untuk bisa menghentikan agresi Israel ke Palestina.
Politikus Golkar Jusuf Kalla (JK), Selasa (10/10/2023) di Jakarta, menyatakan bahwa dirinya mengambil posisi netral dalam pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024./Istimewa
Politikus Golkar Jusuf Kalla (JK), Selasa (10/10/2023) di Jakarta, menyatakan bahwa dirinya mengambil posisi netral dalam pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan perlunya upaya kolektif dari seluruh negara untuk bisa menghentikan serangan agresi militer Israel ke Palestina

Seperti diketahui, eskalasi kekerasan terjadi antara kedua negara usai serangan Hamas ke Israel 7 Oktober 2023. Serangan itu lalu "dibalas" oleh Israel sehingga memakan banyak korban. 

Jusuf Kalla, atau JK, mengatakan perlunya upaya bersama pada level internasional untuk memastikan agar Israel berhenti menyerang Palestina melalui kekuatan militernya. 

"Ini harus pengaruh negara-negara Arab, negara-negara Islam dan Amerika harus bekerja sama dengan itu semua. Baru itu bisa kita kendalikan," ujarnya saat ditemui di Aksi Bela Palestina hari ini di Monas, Minggu (5/11/2023). 

JK lalu mengatakan bahwa seluruh pihak harus bersatu dan mengedepankan dialog. Dia juga kerap menyinggung peran AS untuk meminta Israel berhenti melakukan serangan. 

Adapun di level masyarakat, berbagai cara untuk meningkatkan kesadaran atas apa yang terjadi pada konflik tersebut dilakukan. Salah satunya dengan memboikot barang dan jasa dari perusahaan yang terafiliasi dengan Israel atau membantu mereka. Namun, JK menilai hal tersebut tak bakal mempan. 

"Boikot tidak mempan, apa sih yang diboikot [dari] Israel? Barangnya juga tidak ada yang masuk, masuk itu dari negara lain," katanya. 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menekankan pentingnya agar kekerasan dihentikan khususnya kepada masyarakat sipil. 

Menurutnya, penghentian kekerasan penting untuk dilakukan agar pengiriman bantuan maupun proses evakuasi bisa terwujud. Persiapan terkait dengan butuhan itu, terang Retno, bahkan memiliki tantangannya tersendiri. 

"Sekali lagi perjuangan kita tidak akan berhenti, jalannya masih sangat panjang, tapi kita akan berusaha semaksimal mungkin. Jadi saya kira itu, sikap pemerintah sudah jelas," kata Retno pada kesempatan yang sama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper