Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah media asing menyoroti terpilihnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.
Channel News Asia (CNA), misalnya, menyoroti sosok Mahfud yang dianggap malang melintang dalam pemerintahan Indonesia, mengingat rekam jejaknya sebagai politisi, akademisi Islam, dan mantan hakim.
Selain itu, media tersebut juga menggarisbawahi keterkaitan Mahfud dengan Nahdlatul Ulama (NU), yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia.
"Mahfud, 66 tahun, merupakan politisi berpengalaman, cendekiawan Islam, dan mantan hakim. Dia juga punya ikatan dengan Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di negara [Indonesia] dan dunia," demikian bunyi laporan tersebut, dikutip Rabu (18/10/2023).
Mengawali karir sebagai dosen, Mahfud disebut menjadi menonjol dalam politik ketika ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 1998.
Setelah diangkat menjadi Menteri Pertahanan pada 2000 dan menjadi Menteri Hukum dan HAM pada 2001, Mahfud menjadi ketua Mahkamah Konstitusi pada 2008.
Baca Juga
Langkah Mahfud yang batal maju menjadi kandidat capres ataupun cawapres pada Pilpres 2014 dan 2019 juga disorot CNA.
Sementara itu, Reuters menyebut PDI Perjuangan (PDIP) telah memilih cawapres yang digambarkan sebagai sosok "menteri senior yang dihormati dalam kabinet".
Menurut sumber Reuters, Mahfud MD merupakan sosok yang dekat dengan Ketum PDIP Megawati, dan disebut seorang kritikus yang vokal terhadap korupsi.
“Dia bisa menjadi wasit yang baik di tengah persaingan politik dan bisnis yang seringkali terasa tidak adil,” kata Megawati sebagaimana dikutip.