Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak berbasa-basi dan menyalahkan militan Palestina atas ledakan tersebut.
“Seluruh dunia harus tahu: Yang menyerang rumah sakit di Gaza adalah teroris biadab di Gaza, dan bukan IDF,” katanya, mengacu pada Pasukan Pertahanan Israel.
Mereka yang membunuh anak-anak kami secara brutal juga membunuh anak-anak mereka sendiri, tambahnya.
IDF menyalahkan kelompok militan Palestina bernama Jihad Islam Palestina yang, seperti Hamas, dipandang oleh AS sebagai organisasi teroris asing.
“Setelah peninjauan tambahan dan pemeriksaan silang terhadap sistem operasional dan intelijen, jelas bahwa IDF tidak menyerang rumah sakit di Gaza,” kata Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan video.
Rumah sakit tersebut terkena dampak dari kegagalan roket yang diluncurkan oleh organisasi teroris Jihad Islam, ujarnya.
Baca Juga
Daoud Shehab, Juru Bicara Jihad Islam, mengatakan kepada Reuters: "Ini adalah kebohongan dan rekayasa, sepenuhnya tidak benar. Pendudukan berusaha menutupi kejahatan mengerikan dan pembantaian yang mereka lakukan terhadap warga sipil."
Selama konflik Israel-Hamas terakhir pada tahun 2021, Israel mengatakan Hamas, Jihad Islam, dan kelompok militan lainnya menembakkan sekitar 4.360 roket dari Gaza, di mana sekitar 680 di antaranya gagal mengenai Israel dan ke Jalur Gaza.
Bentrokan dengan pasukan keamanan Palestina terjadi di sejumlah kota lain di Tepi Barat, yang dikuasai oleh Otoritas Palestina pimpinan Abbas, pada Selasa (17/10/2023) malam, kata para saksi mata.
Setelah para pejabat Hamas awalnya menyalahkan serangan udara Israel terhadap ledakan rumah sakit pada hari Selasa (17/10/2023), negara-negara Arab, Iran dan Turki dengan cepat mengutuk hal tersebut.
Perdana Menteri Palestina menyebutnya sebagai “kejahatan yang mengerikan, genosida” dan mengatakan negara-negara yang mendukung Israel juga memikul tanggung jawab.