Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Palestina mengatakan pemegang paspor asing yang terjebak di Gaza akan diizinkan menyeberang ke Mesir melalui perbatasan Rafah mulai 16 Oktober pukul 9 pagi waktu setempat.
Ketika perbatasan dibuka untuk memungkinkan evakuasi warga asing ke Mesir, bantuan kemanusiaan juga akan dapat masuk ke Gaza melalui penyeberangan tersebut.
Pengumuman tersebut muncul segera setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi di Kairo pada 15 Oktober.
Sekitar 260 warga Ukraina masih berada di Gaza dan belum bisa mengungsi dari wilayah yang terkepung.
Hanya dua jam sebelum rencana evakuasi warga asing melalui penyeberangan Rafah pada 14 Oktober, pihak berwenang Israel mencabut izin untuk membuka perbatasan, kata Komisaris Hak Asasi Manusia Ukraina Dmytro Lubynets.
Israel memiliki kendali penuh atas dua titik penyeberangan lainnya ke Gaza dan mengumumkan pengepungan wilayah tersebut menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.400 orang.
Baca Juga
Pihak berwenang Israel memerintahkan evakuasi massal di Gaza hanya beberapa hari sebelum rencana operasi darat, sehingga memicu krisis logistik dan kemanusiaan.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato video pada 15 Oktober bahwa evakuasi warga Ukraina dari Israel sedang berlangsung, dan para pejabat telah berupaya membantu warga Ukraina yang terjebak di Gaza.
PBB memperkirakan sekitar 1 juta orang telah mengungsi akibat konflik tersebut.
Lebih dari 2.600 orang di Gaza telah terbunuh ketika Israel terus menyerang wilayah berpenduduk padat itu dengan serangan udara, kata para pejabat Palestina.