Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia yakin Israel akan bertindak berdasarkan aturan perang dalam konfliknya dengan Palestina, dan menambahkan bahwa pengerahan pasukan AS tidak diperlukan.
Melansir Reuters, Senin (16/10/2023), dalam wawancara dengan acara "60 Minutes", Biden mengatakan bahwa meskipun dia yakin Hamas harus dilenyapkan sepenuhnya, namun harus ada jalan bagi negara Palestina.
Dia juga memperingatkan bahwa ancaman terorisme di AS meningkat akibat kerusuhan di Timur Tengah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan lebih dari sejuta orang telah mengungsi di Jalur Gaza dalam sepekan terakhir pasca-pemboman berkelanjutan oleh Israel dan peringatan serangan darat terhadap komandan Hamas.
Melansir CNA, Senin (16/10/2023), Israel menyatakan perang terhadap kelompok militan tersebut pada pekan lalu, sehari setelah gelombang pejuang menerobos perbatasan yang dijaga ketat dan menembak, menikam, dan membakar hingga tewas lebih dari 1.400 orang. Sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Pengeboman tanpa henti selama tujuh hari yang menargetkan orang-orang yang mendalangi serangan itu telah meratakan lingkungan sekitar dan menyebabkan sedikitnya 2.450 orang tewas di Jalur Gaza, yang sebagian besar merupakan warga biasa Palestina, kata kementerian kesehatan di Jalur Gaza.
Baca Juga
Ketika Israel berupaya membalas serangan terburuk dalam sejarahnya, Liga Arab dan Uni Afrika memperingatkan invasi tersebut dapat mengarah pada “genosida”.
“Tidak ada yang bisa menjamin pengendalian situasi dan tidak meluasnya konflik” jika Israel mengirim tentaranya ke Gaza, kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian.
Mereka yang berkepentingan untuk mencegah meluasnya cakupan perang dan krisis perlu mencegah serangan biadab saat ini…terhadap warga dan warga sipil di Gaza, tambahnya.
Iran adalah musuh nomor satu Israel dan selain mendanai Hamas, negara ini juga mendukung Hizbullah di Lebanon utara, di mana serangan lintas batas meningkat dalam sepekan terakhir terakhir.
Setidaknya 10 orang kini telah tewas di Lebanon dan dua orang di Israel, sehingga mendorong Israel menutup wilayah perbatasan bagi warga sipil.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan Israel tidak tertarik pada perang di Utara, dan tidak ingin memperburuk situasi.