Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa rencana operasi militer Israel di Gaza akan mengakibatkan korban sipil yang "sama sekali tidak dapat diterima".
Hal tersebut merupakan tanggapan terhadap seruan militer Israel yang meminta seluruh warga sipil Kota Gaza, yang berjumlah lebih dari 1 juta orang, untuk mengungsi ke Gaza bagian Selatan dalam waktu 24 jam.
Bersamaan dengan seruan itu, Israel tengah mengumpulkan tank-tank untuk rencana invasi darat, sebagai balasan atas serangan dahsyat yang dilakukan kelompok militan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) lalu.
Selain itu, Putin mengatakan bahwa penggunaan senjata berat di wilayah pemukiman warga sipil akan memiliki konsekuensi serius bagi semua pihak.
“Dan yang paling penting, jatuhnya korban sipil benar-benar tidak dapat diterima. Sekarang hal utama adalah menghentikan pertumpahan darah,” katanya dikutip dari Reuters pada Jumat (13/10/2023).
Diberitakan sebelumnya, setidaknya lebih dari 2.800 orang tewas, dan 423.000 orang mengungsi akibat perang Hamas vs Israel yang memasuki hari ketujuh, Jumat (13/10/2023).
Baca Juga
Jumlah korban tewas itu terdiri dari 1.500 warga Palestina menyusul serangan Israel ke Jalur Gaza yang masih berlangsung, berdasarkan pembaruan dari Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat (13/10/2023).
Melansir CNN, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa lebih dari 1.500 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, memasuki hari ketujuh perang Hamas melawan Israel tersebut. Di sisi lain, jumlah korban di Israel mencapai lebih dari 1.300 orang sejak serangan Hamas dimulai pada Sabtu (7/10/2023).
Serangan udara tersebut juga telah menyebabkan 423.000 orang mengungsi dari Gaza, kata PBB.
Pada saat bersamaan, 300.000 tentara Israel telah ditempatkan di sepanjang perbatasan Selatan Gaza, tetapi belum ada konfirmasi apakah Israel akan merencanakan operasi militer intensif.