Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan informasi mengenai 10 warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini menetap di Gaza.
Juru Bicara Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal menyatakan evakuasi sulit dilakukan untuk 10 WNI yang berada di Gaza, karena Israel masih memborbardir wilayah itu.
"Pada saat kami melakukan zoom meeting dengan para WNI, situasi yang paling parah saat ini adalah di Gaza. 10 WNI kita ada di sana hingga saat ini Israel masih terus membombardir Gaza, ini yang paling sulit dilakukan," katanya, saat Press Briefing di Kemlu RI, Jumat (13/10/2023).
Meski sulit melakukan evakuasi, tetapi pemerintah Indonesia masih terus berkomunikasi secara intens dengan WNI yang menetap di Palestina dan Israel.
"Situasi di Gaza sangat rawan, namun kita masih terus berkomunikasi dengan WNI kita di sana. Komunikasi masih sangat intens. Karena kita tidak mungkin melakukan langkah kontigensi tanpa komunikasi intens dengan mereka, karena mereka yang akan digerakan. Rencananya kita yang buat, tapi mereka yang akan bertindak," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa Gaza mengalami situasi kemanusiaan yang sangat mengkhawatirkan, termasuk yang juga dirasakan oleh 10 WNI di sana.
Baca Juga
"Situasi kemanusiaan di Gaza memang sangat mengkhawatirkan, kekurangan makanan, kekurangan supply dan itu dihadapi bukan hanya dengan WNI yang 10, tapi semua orang yang ada di Gaza menghadapi situasi yang sama," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha mengatakan bahwa 10 WNI yang berada di Gaza terdiri dari 3 relawan dan 2 keluarga.
"Jadi untuk yang 10 yang ada di Gaza, itu terdiri dari 3 relawan mereka tinggal di rumah sakit Indonesia, dan kemudian lainnya berasal dari 2 keluarga Indonesia yang menikah dengan warga setempat.
Jadi total 10 itu, 3 relawan, dan 2 keluarga termasuk anak-anak," tambahnya.
Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban akibat ketegangan yang terjadi antara Israel dan Palestina.
"Jadi alhamdulillah hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban. Namun tentu kita tetap mengimbau mereka untuk meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian," ucapnya.