Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memaparkan kelebihan dari sistem negara demokrasi dibandingkan sistem lainnya.
Dia menyatakan sistem yang paling baik dijalankan di sebuah negara adalah demokrasi dibandingkan sistem lain, seperti khilafah dan kerajaan.
Pasalnya, sistem demokrasi turut melibatkan masyarakat.
Dia mengatakan, demokrasi merupakan suatu sistem dimana pemerintahannya datang dari rakyat, dikelola oleh rakyat, dan untuk kepentingan rakyat. Sehingga yang paling pokok dalam hal ini adalah posisi rakyat sebagai penentu dan penerima manfaat dari sebuah negara.
“Demokrasi itu tetap dianggap yang terbaik karena disitu ada peran rakyat, ada check and balances,” ujar Mahfud dalam pidatonya di UGM melalui YouTube, Jumat (6/10/2023).
Meskipun dianggap yang paling tepat, namun sistem demokrasi membutuhkan suatu sistem lain yang berpihak sebagai penyeimbang, yakni nomokrasi yang artinya kedaulatan hukum.
Baca Juga
Mahfud menyatakan, demokrasi dan nomokrasi harus berjalan secara bersamaan, sebab demokrasi tanpa kedaulatan hukum bisa memicu kekacauan dan kesewenang-wenangan oleh sejumlah pihak.
“Sebaliknya, nomokrasi tanpa demokrasi maka suatu regulasi berpotensi bisa disalahgunakan oleh pemegang kekuasaan tunggal, elite atau pimpinan konservatif,” jelasnya.
Dia melanjutkan, meskipun sistem demokrasi dianggap yang paling tepat, namun sistem ini tidaklah sempurna karena pemilihan yang melibatkan masyarakat ini berpotensi terjadinya salah memilih.
“Di masyarakat umum yang tidak terdidik, biasanya kan yang muncul orang tidak ngerti, lalu transaksional, lalu pakai uang milihnya, pakai amplop, pakai serangan shubuh atau serangan fajar,” jelasnya.
Kondisi tersebut menurut Mahfud sudah terjadi sejak 2.500 tahun yang lalu, dimana hal ini juga pernah dikatakan oleh Plato bahwa jangan terlalu percaya pada demokrasi karena sistem ini berbahaya, terutama berpotensi menimbulkan masa liar yang merusak.
Di samping itu, di dalam demokrasi menurut Aristoteles banyak menimbulkan kebohongan publik. Banyak tokoh yang berpidato namun informasi yang disampaikan tidak tepat, bahkan ada yang berpidato namun bersikap narsis.
“Pidato, pidato, tapi tidak ngerti artinya. Bahkan juga disebut kalau istilah sekarang narsis, narsis itu suka memuji dirinya sendiri. Ini muncul di dalam demokrasi,” jelasnya.
Meskipun demikian, sejelek apapun sistem demokrasi, Mahfud tetap meyakini bahwa sistem ini merupakan yang terbaik, selain ada keterlibatan peran masyarakat, di sistem ini pun juga ada pergantian kekuasaan baik secara berkala maupun secara reguler.
“Sejelek apapun demokrasi itu tetap dianggap yang terbaik, sebab demokrasi itu adalah kesepakatan yang ditempuh dengan voting,” jelasnya.