Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bocah Tersangka Penembakan di Mal Siam Paragon, Kesehatan Mental Jadi Sorotan

Penembakan di Mal Siam Paragon membuat masalah kesehatan mental jadi sorotan
Kesehatan mental/istimewa
Kesehatan mental/istimewa

Tren peningkatan masalah kesehatan mental di kalangan anak-anak dan remaja di Thailand muncul sejak pandemi dimulai, kata Dr Varoth Chotpitayasunondh, seorang psikiater dan juru bicara Departemen Kesehatan Mental, Kementerian Kesehatan Masyarakat dilansir dari CNA. 

Masalah-masalah tersebut antara lain stres dan risiko depresi dan bunuh diri.

“Kami telah memantau situasi  orang-orang mencari layanan kesehatan mental dan menemukan bahwa jumlah kunjungan meningkat selama tiga tahun terakhir,” tukas Varoth.

Pada 12 Februari 2022 dan 2 Oktober 2023, ada 278.358 orang berusia 18 tahun ke bawah mengikuti tes kesehatan mental yang dilakukan departemen tersebut. 

Hasill menunjukkan bahwa meskipun 51,6 persen dari mereka memiliki kesehatan mental yang baik, 10,24 persen berisiko mengalami depresi, dan 17,68 persen rentan terhadap bunuh diri.

Varoth mengatakan bahwa keluarga berperan penting terhadap kesehatan mental remaja dan pengamatan cermat mereka dapat mencegah terjadinya kekerasan.

“Keluarga berperan penting  mendeteksi perubahan perilaku atau kekerasan yang mungkin meningkat. Ada tanda-tanda kekerasan dan kalau kita bisa mendeteksinya sejak dini, kita mungkin bisa menghentikannya,” jelasnya.

Tanda-tandanya antara lain kekerasan verbal dan fisik seperti mengumpat, menyakiti diri sendiri, atau menyakiti orang lain.

Kita juga harus semakin mewaspadai kekerasan online akhir-akhir ini, karena ini bisa menjadi pertanda sesuatu, tambahnya.

“Perilaku seperti mengumpulkan senjata dan ekspresi yang terlihat semakin kejam juga merupakan tandanya.”

Menurut psikiater tersebut, orang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa namun tidak mendapat pengobatan yang tepat memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. 

Gejala-gejalanya juga dapat memburuk dan dapat mengakibatkan halusinasi pendengaran, delusi, dan paranoia.

Bagi sebagian orang, kondisi mereka mungkin tidak terlihat sampai seseorang mulai berbicara dengan mereka atau menyadari rasa frustrasi mereka yang terpendam. (Andy Repi)

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper