Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Megawati Curhat di Rakernas IV PDIP: Dihujat Usai Sebut Jokowi Petugas Partai

Dalam Rakernas IV PDIP, Megawati Soekarnoputri curhat blak-blakan saat dihujat setelah menyebut Presiden Jokowi petugas partai
Megawati Curhat di Rakernas IV PDIP: Dihujat Usai Sebut Jokowi Petugas Partai. Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam forum rapat kerja nasional (rakernas) ke-IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat (29/9/2023). Dok PDI Perjuangan
Megawati Curhat di Rakernas IV PDIP: Dihujat Usai Sebut Jokowi Petugas Partai. Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam forum rapat kerja nasional (rakernas) ke-IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat (29/9/2023). Dok PDI Perjuangan

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri curhat mengaku dihujat usai menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) petugas partai.

"Saya itu sampai bingung, lah kok saya bilang pak Jokowi petugas partai kader loh kok saya diomongkan yang namanya katanya terlalu sombong, itu adalah AD ART di partai kita," kata Megawati dalam Rakernas PDIP, Minggu (7/9/2023).

Presiden ke-5 RI itu juga menegaskan bahwa dirinya adalah petugas partai yang diberi tugas oleh kongres partai untuk bertanggung jawab sebagai ketua umum PDIP.

"Saya pun petugas partai loh. Ditugasi oleh kongres partai untuk menjadi dipilih untuk bertanggung jawab sebagai Ketua Umum. Saya pun kader ndak mungkin orang lain tiba-tiba jadi Ketua Umum," tambahnya.

Lebih jauh, dia mengatakan bahwa apabila orang luar dipilih menjadi Ketua Umum maka hal itu melanggar AD ART PDI Perjuangan. Pada intinya, kata Megawati, penyebutan petugas partai ini sudah sesuai dengan AD ART partai dengan logo banteng tersebut.

"Karena terus siapa yang pilih kalo tiba-tiba orang luar yang dipilih dan itu melanggar AD ART. Nah, bayangkan kok kita tidak diberi kesempatan untuk menerangkan hal ini," ujar Megawati.

Dia juga menuturkan meski sosok presiden dipilih oleh rakyat, namun demikian partai politik juga berkontribusi dalam mengusung calon presiden (capres). 

"Ada yang mengatakan presiden dipilih rakyat, yak betul. Tapi kalo tidak ada organisasi parpolnya yang memberikan nama itukan sudah mekanisme nya begitu, untuk dipilih, nah sekarang calon ada 3 itukan diberi nama oleh partai lain-lain," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper