Bisnis.com, JAKARTA -- Pekan lalu menjadi langkah baru bagi Kaesang Pangarep dalam hiruk pikuk politik nasional. Putra bungsu Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu akhirnya mengikuti jejak kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, masuk dunia politik. Hanya saja, Kaesang lebih memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang separtai dengan Jokowi dan Gibran di PDI Perjuangan alias PDIP.
"Saya melihat PSI partai yang bagus, diisi oleh anak-anak muda yang berintegritas," ujar Kaesang usai resmi menjadi kader PSI, Sabtu pekan lalu.
Kasak-kusuk tentang Gibran gabung ke PSI sebenarnya telah muncul sejak Mei 2023 lalu. Saat itu, PSI tiba-tiba memunculkan ide untuk mengusung Kaesang maju sebagai calon wali kota Depok. Kabar itu disertai dengan pemasangan baliho besar Kaesang di Jalan Margonda yang merupakan jalur penting sekaligus pusat hiruk pikuk warga Depok.
Setali tiga uang, Kaesang juga membuat sebuah video yang memberi kesan keseriusannya untuk maju sebagai Depok 1, sebutan khusus Wali Kota Depok. Dalam video itu Kaesang bahkan mengaku telah memperoleh izin dan restu dari keluarganya untuk maju sebagai Wali Kota Depok atau Depok 1.
"Insya Allah dengan ini saya siap hadir menjadi Depok pertama, mohon dukungannya."
Publik waktu itu terbelah terhadap wacana Kaesang maju sebagai Depok 1, apakah serius atau sebatas kabar burung sebatas gimmick politik semata. Apalagi jika melihat sepak terjang Kaesang yang memang sering mengeluarkan joke atau gurauan politik.
Baca Juga
Maklum setelah bisnisnya tidak banyak yang terdengar lagi, Kaesang juga tampak lebih sibuk menjadi content creator. Dia membuat sebuah acara di YouTube yang belakangan mengundang pada politikus. Kaesang pernah mengundang Ganjar dan tentu saja Prabowo Subianto.
Alhasil, diskusi Kaesang untuk Depok 1 sempat memudar. Istilah katanya hilang ditelan bumi.
Namun demikian, masuknya Kaesang sebagai anggota atau kader resmi PSI pada Sabtu lalu kembali membangkitkan isu Depok 1. Selain itu, ada juga analisis yang menyebutkan bahwa keputusan Kaesang menjadi kader PSI adalah salah satu strategi politik 'keluarga Jokowi' menjelang 'lengser keprabon' pada tahun 2024 nanti.
Sekadar mereview ke belakang, Jokowi memang belum memberikan dukungan politik secara terbuka kepada salah satu kandidat capres. Jokowi adalah kader PDIP. Dia juga hadir dalam pendeklarasian Ganjar Pranowo sebagai capres oleh Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Di sisi yang lain, Jokowi juga menunjukkan kedekatannya dengan Menteri Pertahanan yang juga capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Kedua tokoh itu sering terlihat mengumbar candaan dan kedekatan dalam berbagai kesempatan. Jokowi entah guyon atau serius, pernah mengungkapkan bahwa pada 2024 nanti adalah giliran Prabowo untuk menjadi Presiden selanjutnya.
Indikasi kedekatan Jokowi dan Prabowo itu juga tampak dari komposisi koalisi pengusung Menteri Pertahanan tersebut. Mayoritas partai pendukung Prabowo adalah partai pendukung pemerintah saat ini. Hanya Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan. Nama koalisi pendukung Prabowo pun sama dengan nama kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin yakni, Indonesia Maju.
Bergabungnya Kaesang dan rumor dia akan menjadi Ketua Umum PSI juga mempertegas kembali benang merah antara Jokowi dan Prabowo Subianto. PSI meski belum secara terbuka mendukung Prabowo sebagai capres pada Pilpres 2024, tetapi terlihat mulai mengeluarkan sinyal 'dukungan' kepada mantan Panglima Kostrad itu.
Momen kedekatan tersebut tampak saat Prabowo mengunjungi markas PSI pada awal Agustus 2023 lalu. Sosok elite PSI seperti Giring Ganesha, Grace Natalie dan beberapa pengurus PSI lainnya menyambut Prabowo. Pembicaraan berlangsung intim. Selesai acara, Prabowo bahkan mengajak PSI mendukungnya pada Pilpres 2024 nanti.
"Oh iya, tentunya kita mengajak semua kekuatan merah putih, semua kekuatan Indonesia untuk bekerjasama," jelasnya.
Selang beberapa hari setelah bertemu dengan Prabowo, PSI memutuskan untuk mencabut mandat dukungannya kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Hubungan PSI dengan PDIP yang pernah bersama-sama mengusung Jokowi juga mulai renggang.
Sebaliknya PSI justru semakin sering mengirimkan sinyal mendukung Prabowo. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, misalnya, tampak hadir dalam penyambutan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Meski demikian, PSI sejatinya belum memutuskan akan mendukung siapa pada Pilpres 2024. Grace Natalie berulangkali menegaskan bahwa PSI tidak akan tergesa-gesa sembari arahan Jokowi.
Soal seperti apa arahannya, yang jelas saat ini, salah satu putra Jokowi yakni Kaesang Pangarep, telah bergabung. PSI juga telah menyiapkan posisi strategis bagi putra bungsu presiden tersebut. Tinggal sekarang publik menafsirkan, apakah bergabungnya Kaesang ke PSI merupakan bagian dari rencana besar Jokowi pasca 2024 nanti?