Bisnis.com, JAKARTA - Sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022, Polandia telah menjadi pendukung kuat Ukraina. Polandia sering memimpin pengiriman bantuan dan peralatan militer, serta berargumentasi bahwa dukungan itu penting untuk melindungi Polandia dari agresi Rusia.
Hal tersebut membuat perubahan sikap pemerintah Polandia terhadap Ukraina belakangan ini mengejutkan. Terdapat pembicaraan tentang bagaimana Ukraina harus “berterima kasih” atas dukungan Polandia.
Pada Kamis (21/9/2023), muncul pernyataan Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki tentang penghentian suplai senjata ke Ukraina, meskipun anggota partainya kemudian berusaha melunakkan pernyataan tersebut.
Namun, kata-kata Presiden Polandia Andrzej Duda justru lebih keras. Dia menganalogikan Ukraina sebagai seorang pria tenggelam yang berisiko menyeret tim penyelamatnya untuk turut tenggelam.
Penurunan tajam hubungan antara dua negara tetangga itu dimulai dari perselisihan impor gandum yang masih belum terselesaikan.
Ukraina perlu mengekspor hasil panennya, dan jalur darat kini menjadi penting karena Rusia dengan sengaja menyerang pelabuhan di Laut Hitam dan sungai Danube.
Baca Juga
Namun, dalam upaya melindungi petaninya sendiri, Polandia tidak mengizinkan gandum Ukraina yang lebih murah untuk memasuki pasar domestiknya, tetapi hanya untuk transit sebelum dikirim ke negara-negara Uni Eropa lainnya.
Bagi Partai Hukum dan Keadilan (PiS) yang berkuasa di Polandia, persamaannya sederhana. Para petani Polandia tidak menginginkan persaingan dengan gandum Ukraina, sementara PiS menginginkan suara para petani tersebut pada pemilu bulan depan.