Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada 14 September bahwa pengisian bahan bakar reaktor di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Rivne Ukraina dengan menggunakan pasokan Barat menandakan langkah besar dalam pemisahan sektor energi negara itu dari Rusia.
Pada 10 September, operator energi nuklir milik negara Ukraina, Energoatom, mengumumkan bahwa reaktor di pabrik Rivne telah diisi dengan bahan bakar nuklir gelombang pertama yang diproduksi oleh perusahaan Westinghouse Electric Sweden AB.
Laporan Inggris menunjukkan bahwa semua pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina didasarkan pada rancangan Soviet, dan hingga Februari 2022 mengandalkan Rusia dalam hal bahan bakar.
Sejak dimulainya invasi besar-besaran, Ukraina mempercepat rencana untuk mendiversifikasi pasokannya guna mengurangi ketergantungan pada Moskow, kata kementerian itu.
London berpendapat bahwa karena energi nuklir mencakup sekitar setengah dari listrik Ukraina, keberhasilan Energoatom dalam memasang bahan bakar Barat "merupakan titik jalan utama dalam pemisahan jangka panjang Ukraina dari Rusia."
Pembangkit listrik Rivne di Ukraina barat adalah salah satu dari empat pembangkit listrik tenaga nuklir aktif di negara itu, termasuk pembangkit listrik Khmelnytskyi, pembangkit listrik Ukraina Selatan, dan pembangkit listrik Zaporizhzhia terbesar, yang telah diduduki oleh Rusia sejak Maret 2022.
Baca Juga
Infrastruktur energi Ukraina berada di bawah tekanan yang signifikan selama musim gugur dan musim dingin yang lalu ketika Rusia berusaha melumpuhkannya melalui serangan besar-besaran, yang mengakibatkan pemadaman listrik secara berkala.
Para pejabat Kyiv memperingatkan bahwa Moskow kemungkinan akan mencoba strategi serupa selama musim gugur dan musim dingin tahun 2023-2024. Pada 13 September, Perdana Menteri Denys Shmyhal mengatakan bahwa infrastruktur energi negaranya akan siap untuk musim dingin berikutnya dalam waktu satu bulan.