Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan perlu meninjau kembali aksesi ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Menurutnya, ditangkap atau tidaknya Presiden Rusia Vladimir Putin jika menghadiri KTT G20 di Brasil tahun 2024 tergantung keputusan ICC.
Lula sendiri telah menghadiri KTT G20 tahun ini di New Delhi India, yang diadakan pada akhir pekan lalu.
Melansir Reuters, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin pada bulan Maret lalu. Surat penangkapan tersebut terkait tuduhan melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak-anak dari Ukraina secara ilegal.
Rusia membantah pasukannya terlibat dalam kejahatan perang, atau mengambil paksa anak-anak Ukraina seperti yang dituduhkan tersebut.
Perlu diketahui, bahwa selama ini Brasil adalah penandatangan Statuta Roma yang mendorong berdirinya ICC.
"Saya ingin tahu mengapa Amerika Serikat, India dan China tidak menandatangani perjanjian ICC dan mengapa negara kami menandatanganinya," kata Lula.
Baca Juga
Putin telah melewatkan dua KTT G20 terakhir di Bali dan New Delhi, dan Rusia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
"Jika Putin memutuskan untuk bergabung (dalam KTT tahun depan), itu adalah wewenang peradilan untuk memutuskan (kemungkinan penangkapan) dan bukan pemerintah saya," tambahnya.
Dia mengatakan bahwa tidak mungkin Putin akan ditangkap jika menghadiri KTT di Rio de Janeiro Brasil pada tahun depan, Sabtu (9/9/2023).