Bisnis.com, SOLO - Pemerintah Korea Utara secara resmi memperkenalkan kehadiran kapal selam serang taktis bertenaga nuklir pada Rabu (6/9/2023).
Kapal tersebut mampu melancarkan serangan nuklir bawah laut, yang diklaim sebagai senjata penguat Korea Utara.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Jumat mengatakan, peluncuran kapal selam itu dihadiri oleh Kim menjelang hari ulang tahun ke-75 Korea Utara pada Sabtu 9 September esok.
Upacara itu adalah awal babak baru peningkatan kekuatan angkatan laut Korea Utara dan memperjelas tekad Partai Buruh dan pemerintah Korea Utara dalam memperkuat daya tangkal nuklir.
Adapun kapal selam taktis serang nuklir bernomor lambung 841 itu dinamai Hero Kim Kun Ok dan akan "menjalankan misi tempur sebagai bagian dari sarana penyerangan utama bawah laut bagi pasukan angkatan laut" Korea Utara.
Kim Jong Un menyebut kapal selam nuklir itu dulu dianggap lambang invasi terhadap "republik kita".
Baca Juga
"Sekarang melambangkan kekuatan kita yang membuat takut musuh-musuh tak tahu malu," kata dia.
Ia menyiratkan bahwa langkah itu ditujukan untuk mengimbangi kapal-kapal selama bertenaga nuklir milik Amerika Serikat.
Kim mengatakan angkatan laut negaranya perlu segera dilengkapi dengan senjata nuklir. Ia meminta kapal-kapal, termasuk kapal selam, yang dilengkapi dengan senjata nuklir taktis segera dikirimkan kepada AL Korea Utara.
Kim juga mengumumkan negaranya berencana membuat kapal selam yang lebih banyak lagi, termasuk yang bertenaga nuklir.
Menurut foto-foto yang diterbitkan KCNA, kapal selam itu dilengkapi dengan sepuluh tabung peluru kendali yang kemungkinan bisa melontarkan rudal balistik dari kapal selam (SLBM).
Seorang sumber militer mengatakan Korea Utara telah memodifikasi sebuah kapal selam kelas Romeo yang tidak memiliki kemampuan mengangkut peluncur SLBM.
Kapal selam itu juga diperkirakan bisa meluncurkan "Haeil", yakni kendaraan nirawak bawah laut bersenjata nuklir yang pertama kali dibuat Korut dan dipamerkan Maret tahun ini.
Upacara peluncuran itu berlangsung ketika Korea Utara sedang memperkuat hubungan militer dengan Rusia dan China setelah Korea Selatan, AS, dan Jepang meningkatkan kerja sama keamanan tiga pihak.
Kim kemungkinan mengunjungi Vladivostok, Rusia, pekan depan, untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan membahas kemungkinan penjualan senjata.