Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian baru yang diterbitkan oleh Pusat Strategi Ekonomi Ukraina (CES) mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi Ukraina yang tinggal di luar negeri akibat perang meningkat sekitar 500.000 orang selama paruh pertama tahun 2023.
Pada akhir Juni tahun ini, antara 5,6 juta hingga 6,7 juta warga Ukraina tinggal di luar negeri sebagai pengungsi. CES menyatakan bahwa angka-angka ini mewakili peningkatan 300.000 hingga 500.000 dari versi awal laporan ini pada bulan Desember 2022.
Peningkatan ini dapat disebabkan oleh serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama musim dingin tahun 2022-2023, peningkatan serangan rudal pada bulan Mei 2023, dan penghancuran Pembangkit Listrik Tenaga Air Nova Kakhovka pada bulan Juni 2023. Durasi perang Rusia juga berkontribusi terhadap peningkatan ini. dalam angka.
Mayoritas pengungsi adalah perempuan dan anak-anak, dan sebagian besar pengungsi Ukraina tinggal di Jerman dan Polandia.
Sejumlah besar warga Ukraina yang saat ini tinggal di luar negeri (63%) berencana untuk kembali ke Ukraina, namun syarat dan jangka waktu kepulangannya masih belum jelas.
Studi tersebut memperkirakan bahwa sebanyak 3,3 juta warga Ukraina akan tetap berada di luar negeri karena berbagai kondisi, sehingga berdampak signifikan terhadap perekonomian Ukraina dan mengakibatkan hilangnya 6,9% PDB per tahun.
Baca Juga
CES mengusulkan sejumlah rekomendasi untuk memberi insentif kepada pengungsi agar kembali ke Ukraina.
Rekomendasi tersebut antara lain mencakup kerja sama dengan negara-negara Eropa, memfasilitasi rekonstruksi pasca perang, meningkatkan komunikasi dengan warga Ukraina di luar negeri melalui misi diplomatik, dan membuka pasar tenaga kerja Uni Eropa bagi warga Ukraina pasca perang.