Bisnis.com, JAKARTA - Perekrut yang bermarkas di Rusia menargetkan warga negara Kuba secara online untuk keperluan perang di Ukraina.
Dilansir The Moscow Times, mereka dijanjikan kontrak militer yang menguntungkan, bantuan relokasi ke Rusia dan bahkan kewarganegaraan bagi mereka dan keluarganya.
Laporan itu berasal dari pihak berwenang Kuba pada Selasa mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi dugaan jaringan perdagangan manusia yang bertujuan merekrut warga negaranya untuk berperang demi Rusia di Ukraina.
Menurut The Moscow Times di Rusia menemukan beberapa grup media sosial tempat pria Kuba direkrut untuk berperang di Ukraina.
Dalam salah satu grup Facebook bernama Cubanos en Moscú (Orang Kuba di Moskow), sebagian besar postingan yang mengiklankan layanan kontrak militer di Rusia dibuat oleh seorang wanita bernama Elena Shuvalova.
Shuvalova menulis bahwa warga Kuba dapat menandatangani kontrak satu tahun dengan tentara Rusia, menawarkan pendapatan bulanan sebesar 204.000 rubel ($2.090). Seorang rekrutan juga dapat menerima kewarganegaraan Rusia untuk dirinya dan keluarganya.
Baca Juga
Postingan tersebut menyatakan bahwa bahkan seseorang dengan paspor yang sudah habis masa berlakunya atau hilang dapat mendaftar – mereka hanya perlu memberikan foto dan surat imigrasi.
Shuvalova mengonfirmasi dalam percakapan dengan The Moscow Times bahwa dia dapat membantu orang asing di Rusia, termasuk imigran tidak berdokumen, untuk menandatangani kontrak dengan militer.
“Kalau tidak punya paspor, tapi punya fotonya, itu sudah bagus. Tapi kalaupun tidak punya fotonya, kita bisa tanda tangan [kontrak],” ujarnya.
Shuvalova, yang bisa berbahasa Spanyol, menambahkan bahwa dia telah memfasilitasi perjalanan beberapa warga Kuba ke garis depan di Ukraina.
“[Kontraktor] mendapat penghasilan, dan cukup bagus. Semua orang ingin segera menyewa apartemen mewah. Namun jika diperlukan, dalam beberapa minggu pertama sebelum gaji masuk, kami dapat membantu memindahkan keluarga tersebut ke suatu tempat dan memberi mereka makan.”